“Isyana! Ya Tuhan, kamu dari mana aja? Mama khawatir terjadi apa-apa sama kamu!”Ibunya memeluk putri angkatnya yang baru tiba itu.Isyana tampak lelah tapi wajahnya tetap berseri, dengan senyum yang seolah tak pernah kehilangan cahaya. Ia memeluk ibunya erat, menenangkan perempuan paruh baya itu yang nyaris menangis lega.“Maaf, Ma,” katanya lembut sambil menepuk punggung ibunya. “Aku ketiduran di tempat Kak Zayed. Kemarin terlalu capek ngatur dekorasi, gaun pernikahan, undangan, pokoknya banyak lah.”Lalu Isyana melirik pada Elira yang menatap mereka, “Aku begini juga buat pernikahan Kak El dan Kak Zayed. Kami sampai malam banget, terus … aku nggak sempat pulang.”Elira hanya menatap drama itu dengan hati kebas akan kebohongan. Elira tahu jika drama ini pasti akan membuatnya terpojok dan Isyana berlagak seperti dewi penolong.Ibunya menghela napas panjang, melepaskan pelukan itu dengan senyum hangat.“Harusnya kamu nelfon. Mama benar-benar khawatir. Tapi kamu ini luar biasa ya, udah
Huling Na-update : 2025-10-09 Magbasa pa