Setelah badai yang mengguncang kehidupan rumah tangga mereka, kini Andara dan Galang akhirnya bisa bernapas lega. Mereka bisa menikmati kembali ketenangan yang telah lama mereka dambakan. Tak lagi ada ketegangan di rumah itu, tak lagi ada bisik-bisik penuh prasangka di antara mereka. Hanya ada dua jiwa yang belajar menerima, memaafkan, dan mencinta kembali dari awal. Hari itu, matahari mulai tenggelam dengan tenang di balik bukit, memandikan langit dengan warna jingga keemasan. Suasana rumah mereka begitu hening, nyaman, dan damai. Hanya terdengar desir angin yang menyusup lembut melalui jendela yang terbuka. Galang duduk di teras, membaca buku, hingga tiba-tiba Andara muncul dari balik pintu, mengenakan gaun tidur tipis berwarna putih gading. “Mas Galang,” ucapnya lirih. Sorot matanya menampakkan keraguan. Namun, kelembutan dan ketulusan tetap terpancar dari kedua manik cokelat itu. Pria berparas tampan itu menoleh. Matanya menangkap s
Terakhir Diperbarui : 2025-06-04 Baca selengkapnya