Share

Rasa Curiga

Author: Ayu Anggita
last update Last Updated: 2025-06-02 20:00:21
“Mas Galang, aku mau pergi sebentar. Randi ngajak ketemuan, katanya Mbak Wulan juga bakal datang. Kami mau bahas sesuatu yang cukup penting,” ucap Andara sambil mengenakan jam tangan.

Galang yang duduk di depan laptop hanya melirik sekilas. “Randi?” Nada suaranya terdengar ketus.

“Randi siapa?” tanya Galang. Dahinya berkerut heran. Namun, matanya tak lepas dari laptop yang ada di depannya.

“Iya. Dia teman kuliahku,” jawab Andara. Dia berusaha untuk tetap tenang meski tahu ekspresi Galang sudah berubah masam.

“Temen cowok?” tanya Galang. Andara menganggukkan kepala sebagai jawaban.

Galang mendengus kesal. Dia lalu menutup laptopnya dengan keras.

“Terserah,” katanya pendek, sebelum beranjak dari kursinya dan berjalan ke kamar tanpa menoleh lagi.

Andara menatap punggung suaminya dengan napas berat. Ia tahu Galang salah paham lagi. Cemburu yang tidak pada tempatnya. Namun, dia juga tak bisa menjelaskan semuanya sekarang. Sebelum ia menemukan semua bukti yang menguatkan. Kare
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Duda Pilihan Mama   Patut kah Untuk Cemburu?

    Andara mengerjapkan matanya beberapa kali, memastikan apa yang dilihatnya bukan sekadar ilusi semata. Namun, pemandangan itu tetap sama. Galang, tertawa begitu lepas di sebelah Wulan. Wanita yang mengaku hanya berteman biasa saja dengan Galang. Wanita itu bahkan menyentuh lengan Galang dengan akrab, seolah itu sudah biasa. Mereka berdiri cukup dekat, terlalu dekat menurut Andara. Seketika hatinya menghangat, tapi bukan karena cinta. Ada semburat panas yang menjalar, dari dada hingga ke ujung kepala. ‘Patutkah aku merasa cemburu?’ batinnya. ‘Ataukah ini hanya perasaanku saja?’ “Aku nggak ngerti kenapa kalian bisa sedekat ini,” gumam Andara lirih. Namun, cukup menyakitkan untuk dirinya dengar sendiri. “Kedekatan yang sangat nggak wajar untuk ukuran dua orang yang hanya berteman biasa saja,” lanjutnya. Ia tahu Galang dan Wulan adalah teman lama. Sudah sering pula Wulan menyebut bahwa hubungan mereka hanya sebatas sahabat. Ti

  • Duda Pilihan Mama   Damai

    Setelah badai yang mengguncang kehidupan rumah tangga mereka, kini Andara dan Galang akhirnya bisa bernapas lega. Mereka bisa menikmati kembali ketenangan yang telah lama mereka dambakan. Tak lagi ada ketegangan di rumah itu, tak lagi ada bisik-bisik penuh prasangka di antara mereka. Hanya ada dua jiwa yang belajar menerima, memaafkan, dan mencinta kembali dari awal. Hari itu, matahari mulai tenggelam dengan tenang di balik bukit, memandikan langit dengan warna jingga keemasan. Suasana rumah mereka begitu hening, nyaman, dan damai. Hanya terdengar desir angin yang menyusup lembut melalui jendela yang terbuka. Galang duduk di teras, membaca buku, hingga tiba-tiba Andara muncul dari balik pintu, mengenakan gaun tidur tipis berwarna putih gading. “Mas Galang,” ucapnya lirih. Sorot matanya menampakkan keraguan. Namun, kelembutan dan ketulusan tetap terpancar dari kedua manik cokelat itu. Pria berparas tampan itu menoleh. Matanya menangkap s

  • Duda Pilihan Mama   Kegilaan Anessa

    Mentari pagi menyibak tirai langit yang semalam kelabu. Namun, sinarnya tak mampu menenangkan hati yang bergemuruh dalam dada Anessa. Langkahnya tegap, matanya merah menahan amarah yang bergelora. Di dalam genggamannya, sebilah pisau dapur mengkilap terkena pantulan cahaya matahari. Matanya menatap lurus ke satu arah, rumah Galang. “Ayah harus merasakannya,” gumamnya lirih namun penuh kebencian. “Kalau bukan karena dia memenjarakan Bunda. Mungkin saat ini aku masih bisa tinggal sama Bunda dan aku nggak akan sedendam ini sama lelaki tua itu. Dia harus menebus semuanya!” Selama bertahun-tahun, Anessa tumbuh dengan cerita yang dipenuhi dendam. Ibundanya, Lydia, selalu menanamkan satu kalimat, “Ayahmu lebih mencintai anak dari perempuan itu daripada kamu, darah dagingnya sendiri.” Dan kini, ketika Lydia benar-benar dijebloskan ke penjara karena kasus pembunuhan terhadap istri pertama Ayah dan percobaan pembunuhan terhadap Galang, Anessa me

  • Duda Pilihan Mama   Perlahan Terbongkar

    Andara mendapati rumahnya dalam keadaan kosong. Dia mencari dan memanggil-manggil nama suaminya, tetapi tak ada jawaban. Dia mencoba menghubungi ponselnya, tetapi tak ada jawaban juga. Andara tak menyerah. Dia mencoba berkali-kali. Namun, hasilnya tetap sama. ‘Ke mana sih kamu, Mas? Jangan buat aku cemas memikirkan mu,’ batin Andara. Malam semakin larut ketika suara klakson terdengar dari luar pagar rumah. Andara yang semula sedang duduk di sofa ruang tengah langsung berdiri, melongokkan kepala ke jendela. Sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan rumah. Dari balik kemudi, seorang wanita turun, kemudian membukakan pintu di sisi penumpang. Darah Andara serasa berhenti mengalir ketika melihat Galang turun dari mobil dalam keadaan limbung. Wajahnya merah, kemejanya sedikit kusut, dan dari gerak tubuhnya, jelas ia tak sepenuhnya sadar. “Mas Galang ...?” lirih Andara. Dia keluar dan langsung menghampiri Galang. Wanita itu menyambut Andara dengan senyum kikuk. “Maaf, saya teman ka

  • Duda Pilihan Mama   Rasa Curiga

    “Mas Galang, aku mau pergi sebentar. Randi ngajak ketemuan, katanya Mbak Wulan juga bakal datang. Kami mau bahas sesuatu yang cukup penting,” ucap Andara sambil mengenakan jam tangan. Galang yang duduk di depan laptop hanya melirik sekilas. “Randi?” Nada suaranya terdengar ketus. “Randi siapa?” tanya Galang. Dahinya berkerut heran. Namun, matanya tak lepas dari laptop yang ada di depannya. “Iya. Dia teman kuliahku,” jawab Andara. Dia berusaha untuk tetap tenang meski tahu ekspresi Galang sudah berubah masam. “Temen cowok?” tanya Galang. Andara menganggukkan kepala sebagai jawaban. Galang mendengus kesal. Dia lalu menutup laptopnya dengan keras. “Terserah,” katanya pendek, sebelum beranjak dari kursinya dan berjalan ke kamar tanpa menoleh lagi. Andara menatap punggung suaminya dengan napas berat. Ia tahu Galang salah paham lagi. Cemburu yang tidak pada tempatnya. Namun, dia juga tak bisa menjelaskan semuanya sekarang. Sebelum ia menemukan semua bukti yang menguatkan. Kare

  • Duda Pilihan Mama   Terduga Pelaku Kedua

    Sudah tiga hari berturut-turut Wulan membuntuti Anessa. Meski lelah dan matanya terasa berat akibat begadang, rasa waspadanya tetap menyala. Kali ini ia tak mau kecolongan. Bukti harus dikumpulkan dengan cermat dan tepat sasaran. Kecelakaan Galang bukan kecelakaan biasa dan Wulan yakin, Anessa tahu lebih dari yang ia tunjukkan. Pagi itu, Wulan berdiri di balik semak belukar dekat sebuah rumah mewah di kawasan elit. Ia menurunkan kamera DSLR dari matanya dan memeriksa hasil jepretan. Anessa baru saja masuk ke rumah itu. Rumah milik Bunda. “Menarik,” gumam Wulan sambil memperbesar layar. “Jadi di sini markas kalian berada.” Ia mengintip ke sekeliling, memastikan tak ada yang memperhatikannya, lalu mencatat waktu dan lokasi di ponsel. Wulan tahu, Anessa dan Bunda tak bisa terus bermain kucing-kucingan seperti ini. Lambat laun, kebenaran akan muncul dan menemukan jalannya. Dari dalam rumah, terdengar suara samar Anessa yang tengah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status