Tawa rendah yang perlahan membesar, menggelegar tanpa amarah, hanya keheranan. Agatha menegang, tidak menyukai kenyataan bahwa ia sedang ditertawakan.“Saya pikir, Agatha…” kata Syekh sambil menaruh cangkir teh ke meja. “…Anda datang membawa perjanjian emas, bukan cerita cinta picisan.”Agatha menyipitkan kedua matanya dengan raut wajah tegang yang menonjolkan banyak kerutan. Dia mengenggam kepala tongkatnya dengan kuat.“Nyonya Agatha, dengan segala hormat,” lanjutnya, kini lebih serius. “Saya, Syekh adalah pebisnis. Saya menjalankan hidupku berdasarkan nilai, bukan emosi. Dan jika ada satu hal yang tak pernah menarik minat saya, itu adalah urusan perempuan dalam drama bisnis.”Agatha membuka mulut hendak menyela, tapi Syekh mengangkat tangan pelan.“Saya memang pernah mendengar bahwa Fathi dan Yama sempat berseteru karena perempuan yang sama. Menarik, tentu. Tapi bagi saya sendir, satu hal saja yang menjadi prinsip: Keluarga Al-Fareez tidak pernah memakai pakaian bekas.”Kata-kata i
Terakhir Diperbarui : 2025-06-17 Baca selengkapnya