"Eta Babang Niel?!" Celetuk Rega, ragu, melihat Niel membukakan pintu untuk Zeu. "Bukan! Supir baru, Neng Cantik, Gue!," balas Zikri nge-gas. Sudah tahu sahabatnya malah bertanya. Agak buta sepertinya mata Rega. Pagi-Pagi matanya sudah tercemar dengan ke-uwu-an bosnya. Ia kerap melihat Niel membukakan pintu untuk Meyselin, tapi baru kali ini menyaksikan binar idiot sahabatnya. Efek ena-ena dasyat banget di dia— batin Zikri, bergidik. Jatuh cinta dan tolol lengkap tersaji di wajah sahabatnya. "Lebih idup komuk dia," ucap Alvian menyenggol lengan Jeno. Jeno menimpalinya dengan anggukan. "Lah, Anjing! Abis ena-ena muka lo kenapa bonyok, Bos?!" Rega membolak-balikan wajah Niel. Lebam biru berkat tamparan berapi-api sang mama memang membekas sempurna. Jangan lupakan benjol di kepalanya karena hantaman Hermes milik wanita itu. Kalau bukan karena ijab kabul, pusingnya mungkin tak akan hilang sampai detik ini. "Kena grebek Nyokap gue." "Bukannya sengaja?!" "Si Anjing! Kok lo tau, J
Terakhir Diperbarui : 2025-02-22 Baca selengkapnya