Elena duduk di kursi empuk berwarna krem dengan tangan di pangkuannya. Napasnya terasa sesak saat Elion berdiri tepat di depannya, menatap tanpa ekspresi. Kemudian, dengan santai namun penuh tekanan, pria itu duduk di atas meja tepat di depan wajah Elena dan melipat kedua tangannya.Auranya sangat mengintimidasi, sama persis seperti Damian tidak diragukan lagi darah Falcone mengalir begitu deras di dalamnya hingga membuat Elena merasa sangat gugup.Matanya menusuk seperti sedang menilai setiap reaksi Elena. “Aku ulangi, kalau kau dipilih menjadi maid VVIP, siapa yang akan kau prioritaskan? Aku atau Damian?” ulang Elion, datar, namun tajam.Elena terkejut, pikirannya langsung penuh tanda tanya. “Maaf, Tuan... apakah saya tidak salah dengar?” bisiknya dengan ragu, mencoba memastikan.Walau seberapa keras dia beprikir, Elena tetap tidak paham kenapa Elion menanyakan pertanyaan itu. Pikiran-pikiran aneh mulai menjalar di kepalanya. Apa
Terakhir Diperbarui : 2025-05-15 Baca selengkapnya