Lahat ng Kabanata ng Ranjang Panas Presdir Posesif: Kabanata 41 - Kabanata 50

“Rani, apa aku hanya perlu merapikannya saja, atau membersihkannya secara menyeluruh?” tanya Elena hati-hati dengan Rani yang terlihat cukup sibuk habis kesana-kemari itu.Rani berpikir sebentar sebelum menjawab, “Sudah 3 hari Tuan Damian tidak pulang ke mansion dan sebelumnya dia lembur di ruangan kerjanya. Totalnya hampir seminggu dia tidak memasuki kamarnya sepertinya kau harus membersihkannya secara menyeluruh, Elena,” jawab Rani dengan wajah ragu-ragu.Dia juga paham apa maksud Elena menanyakannya karena ini sudah cukup sore dan pembersihan kamar pribadi tuan rumah tidak main-main. Pasti memerlukan waktu yang cukup lama, takutnya Elena bekerja melebihi jam kerjanya seharusnya.“Ah, ya, aku akan berusaha mengerjakannya sekarang supaya cepat,” jawab Elena dengan wajah yang cukup keberatan sebenarnya karena dia takut sewaktu-waktu dia bekerja, Damian malah masuk ke kamarnya dan Elena benar-benar belum siap melayani pria itu malam ini karena dia masih berusaha menyesuiakan diri menjad

Krtt!Damian menarik seragam baju maid Elena dengan mudahnya, hingga seluruh kancingnya terlepas tak bersisa dan melemparnya kasar kearah lantai.Elena memekik terkejut tentunya, dia hendak melawan dengan mendorong dada bidang pria perkasa itu namun tenaga Elena kalah besar, Damian memang jauh lebih kuat dibanding dirinya, apalagi kali ini, Damian sedang tersulut emosi.“Ahhhh….” Damian kembali mendorong Elena hingga dia terpaksa berbaring diatas kasur kingsize Damian yang selama ini tidak pernah ada wanita yang pernah berbaring disana.Elena benar-benar ketakutan, dia yang memancing Damian kini dia sendiri yang ketakutan saat pria itu marah. Tangan Damian mencengkeram leher Elena dengan mudah, sementara seluruh tubuh Elena terkurung dibawah kendali Damian.Pakaiannya sudah menghilang, hanya menyisakan set bra dan celana dalam berwarna merah renda dan stoking hitam yang dia pakai. Dengan cahaya lampu yang cukup temaram, Damian te

Elena melangkah pelan memasuki butik ternama yang didominasi warna putih gading dan emas. Langit-langit tinggi dengan lampu kristal menggantung megah membuatnya merasa seperti memasuki dunia yang bukan miliknya.Mall ini saja, yang masuk dalam bisnis raksasa milik Keluarga Falcone tidak pernah Elena masuki seumur hidupnya. Selain karena terkenal mahal, Elena memang bukan tipikal wanita yang suka membuang-buang uang hanya untuk membeli barang-barang dari merk terkenal karena pakaian biasa saja sudah nyaman menurut Elena.Namun kini, salah satu pewaris Keluarga Faclone sendiri yang mengajak Elena kesini dan terhitung ini pertamakalinya Elena memasuki mall mewah ini.Ada banyak sekali toko dengan ceiling tinggi dan cahaya yang sangat elegan. Design dari mall ini juga sangat unik dan memang terkesan hanya untuk kalangan menengah keatas.“Pa! Es cream! Mau es cream,” pekik Alaska langsung menarik-narik tangan Elion, membuat pria itu menoleh ke arah Elena cepat.“Elena, pilih baju dari butik

Elena benar-benar tidak habis pikir. Setelah semua kekacauan yang hampir terjadi hari ini, ternyata semuanya belum selesai.Elena sudah mondar mandir melayani dua tuan muda ini dan sekarang setelah memuaskan Tuan Elion, Elena kembali harus melayani Tuan Damian yang maha kuasa ini.Elena sebenarnya tidak ingin banyak bertanya atau menerka-nerka apa yang sedang Damian pikirkan akan tetapi sebagai seorang manusia, apalagi wanita, Elena rasanya tidak bisa menghentikan dirinya untuk meminta kepastian kepada pria ini.Dia masih bingung dengan sikap Damian yang sangat marah jika Elena berdekatan dengan pria lain selain dirinya tetapi saat Elena tanya maka Damian akan kembali menekankan status Elena yang hanya sebatas penghangat ranjang saja.Terkadang Elena benar benar lelah, mungkin setelah ini dia akan mulai menetapkan batasan pada Damian, toh kontrak elena untuk menjadi pemuas hasrat Damian hanya tinggal beberapa bulan lagi setelah itu harusnya Elena sudah tidak berhubungan lagi dengan pr

Pagi itu, suasana sangat mencekam.Ruang makan khusus maid mansion Falcone penuh bisik-bisik liar yang tak biasa. Para pelayan berkerumun, beberapa tertawa geli, sementara yang lain justru menutup mulut dengan ekspresi tak percaya.“Serius? Di kamar Tuan Damian?” bisik salah satu pelayan muda sambil melirik sekeliling.“Celana dalam wanita. Di dekat sofa. Aku yang bersihkan tadi pagi,” jawab Nita dengan nada pelan tapi bangga.Elena yang baru datang dengan nampan bersih di tangannya, langsung membeku di ambang pintu. Napasnya tercekat, dan jantungnya seolah melompat keluar dari dada. Baru kemarin malam dia bertengkar dengan Damian—dan celana dalamnya memang masih tertinggal di kamar pria itu.Saking terkejutnya Elena saat melihat Damian ada di kamar sehingga Elena sampai lupa apa tujuan utamanya masuk. Selain itu pertengkarannya dengan Damian kemarin benar benar menyita seluruh perhatian Elena sehingga dia lupa mencari celana dalam itu.Dan Damian, dia pasti seperti biasa meminta kamar