Widia pun terkekeh, "He he... Jadi kau mengaku sebagai orang kepercayaan Presiden Direktur, ya? Agak lucu sih, karena kau Presiden Direkturnya sendiri, tapi malah jadi orang kepercayaannya, sekarang." "Lucu juga gak apa. Yang penting, aku bisa bersama Anisa tanpa ada jarak. Dan yang lebih penting lagi, aku tidak akan terganggu dengan mulut cerewetmu itu!" jawab Safak. "Heee, iya deh iya. Huh, padahal aku mau ajak Kak Nisa beli mobil baru, sebagai hadiah. Tapi karena kalian akan bersama-sama malam ini, uh aku gak akan ganggu kalian lagi!" ujar Widia. Meskipun kesal, namun dia juga merasa senang, karena kakak dan calon kakak iparnya itu bisa berduaan. Setelah mematikan panggilan, Safak langsung turun dari ruang kerjanya menuju ruang kerja Anisa. Orang-orang yang melihatnya, tentu langsung memberikan penghormatan, dengan membungkukkan badan mereka sedikit.
Last Updated : 2025-04-16 Read more