"Kamu boleh memikirkannya nanti. Tapi untuk sekarang ... fokus saja bekerja denganku. Tenang, jika hutangmu lunas... aku akan memberitahunya." Laura mengangguk cepat, lalu menggenggam tangan Mami Nona. "Terima kasih, Kim. Maaf, kalau aku cerewet." "Tidak apa-apa. Aku pulang dulu, ya? Salam untuk Qiara." "Iya. Hati-hati di jalan, Kim." Aku bergeser, bersembunyi di balik tembok. Setelah memastikan Mami Nona pergi, aku menuju kamar Qiara. Laura sudah masuk ke dalam. Tok... tok... "Permisi..." Ketukanku pelan, khawatir membangunkan Qiara. Pasti dia sedang beristirahat. "Iya ...." Pintu terbuka. Laura muncul dari balik sana. "Eh, Pak Dylan? Bapak di sini?" Wajahnya terkejut, tapi pipinya merona. "Aku mau menjenguk Qiara. Boleh, kan?" Aku melirik ranjang. Qiara duduk selonjoran, mengunyah potongan pepaya. "Boleh, Pak. Silakan masuk!" Laura mempersilakan, melebarkan pintu untukku.
Last Updated : 2025-03-24 Read more