"Jawab, Mas, aku—""Maaf, Mayor, Bapak meminta Anda masuk." Belum menjawab ucapan Sekar, pengurus rumah menghampiri mereka dan memanggil Wira."Ya, aku akan masuk. Nanti kita bahas setelah bertemu dengan Bapak." Sebelum Wira pergi, dia mengusap pipi Sekar pelan, tak lupa senyum manis mengembang di bibir Wira.Sekar mengendus kesal, kenapa ayahnya memanggil Wira diwaktu yang tidak tepat. Panji yang melihat wajah Sekar ditekuk menghampiri bersama Rini."Terlihat cuek tapi romantis juga Mayor Wira, aku saja tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh Mas Panji," ucap Rini setelah melihat kalung pemberian Wira."Kau ingin pacaran denganku, atau dengan Mayor Wira? Kita tidak sama, jadi jangan samakan aku dengan dia. Kalau tidak mau ya sudah," sahut Panji."Mbak Sekar dengar, begitu dia. Tidak ada romantisnya.""Setidaknya Mbak masih bisa bersamanya. Aku jarang, padahal itu tadi aku sedang bic
Terakhir Diperbarui : 2025-08-08 Baca selengkapnya