LOGIN"Maafkan saya, Nona. Saya merasa tidak pantas. Saya harus fokus pada pekerjaan yang sedang saya jalani, perasaan hanya akan membuat saya tidak profesional menjalankan tugas," sahut Mayor Wira Cahyadi setelah pernyataan cinta sang puteri presiden. "Tapi aku mencintaimu, Mas Wira. Haruskah aku bilang Ayah agar beliau menikahkan kita?" Ajudan presiden itu terdiam. Haruskah mayor Wira menerimanya?
View MoreTriana menatap dari kejauhan putra sulung yang dia berikan luka sedang terbaring tidak berdaya di sana. Matanya terpejam dan di sampingnya ada Sekar yang menemaninya dengan Asmaratungga digendongannya."Anda ibunya Wira?" Suara seseorang membuyarkan lamunan Triana. Segera dia menyeka air mata dengan kasar dan menatap Sophia yang menghampirinya. Tak jauh dari mereka ada Adi yang menatap ke arah mereka.Triana menunduk sopan pada ibu negara, dia terlihat malu bertemu dengan mertua putranya karena sudah menyebabkan ini terjadi."Apa kabar, Nyonya. Senang akhirnya bisa bertemu." Mereka sedang bicara di kantin, Sophia ingin menyapa dengan baik ibu menantu kesayangannya."Baik, Bu, maaf sebelumnya saya—""Tidak perlu meminta maaf, aku hanya ingin menyapa. Tidak ingin membahas hal yang ingin Anda katakan. Aku mengajak Anda bicara untuk berterima kasih sudah melahirkan putra sebaik dan sehebat Wira, dia sosok anak yang pintar dan tangguh. Aku bangga padanya."Perkataan Sophia membuatnya malu.
"Kenapa kalian hanya diam ketika dia melakukan ini. Lihat sekarang yang terjadi. Tetap dia yang terluka."Gala tampak marah pada Samuel dan juga Ivan setelah tau kebenaran akan apa yang Wira lakukan. Sekar sendiri termenung menatap wajah pucat suaminya yang terbaring tidak berdaya di brankar rumah sakit."Tidak perlu memarahi mereka, ini semua keputusan Mas Wira, entah kenapa dia selalu keras kepala dengan dirinya. Jika memang mendonorkan, tidak kah mengantakan setelahnya, dia malah memforsir tubuhnya setelah tindakan itu. Apa kita berarti untukmu, Mas? Rasa khawatir yang kita rasakan tidak berguna, apa seperti itu?"Wira yang memang sudah sadarkan diri mulai membuka mata dan melihat Sekar yang sudah menangis di sampingnya dengan Asmaratungga digendongan. "Aku hanya tidak ingin dengan ibu yang terus ingin bertemu denganku lalu menjadi masalah. Apa kamu pikir saat masa kampanye seperti ini tidak akan menjadi sensitif.""Itu buka
Kondisi Wira malah menurun setelah proses biopsi. Dia terbaring lemah sekarang, tidak bisa ikut kegiatan kampanye. Dia tidak berani untuk bilang jika ini efek dia melakukan pengambilan cairan sumsum tulang belakang kemarin. Dia hanya memejamkan mata dan berharap segera membaik agar Sekar tidak curiga."Tubuhnya demam, Mas Wira memaksakan diri untuk membantu ayah padahal juga masih masa pemulihan. Dokter sudah ingatkan tentang luka di pundaknya, tapi dia tetap keras kepala saja," tutur Sekar pada ibunya."Tidak di bawa ke rumah sakit saja, Nak? Agar lebih tau keluhan apa yang di rasakan, apa tidak tentang tensinya turun atau lukanya yang kembali terasa sakit. Apalagi dia memiliki riwayat tensi rendah, jadi harus lebih menjaga.""Entahlah, Bu, dia itu memang keras kepala sekali."Setelah proses kemarin dia ikut melakukan kegiatan, padahal Dokter sudah ingatkan kan harus lebih menjaga diri karena memiliki efek."Titi
"Anda sudah siap?"Hari ini sebelum Kampanye, Wira mendapatkan hasil jika dia bisa melakukan Biopsi setelah mengecek kondisi tubuhnya, yang harus dilakukan selanjutnya, pengambilan sampel cairan dari sumsum tulang menggunakan spuit yang dipasang pada jarum. Proses yang panjang untuk Wira yang terburu-buru ingin segera menyelesaikan ini karena dia beralasan pergi ke Yonif untuk mengambil sesuatu."Setelah ini istirahat saja, jangan melakukan kegiatan berat sampai 2 hari ke depan. Jika merasa sakit atau terjadi perdarahan di bekas pengambilan cairan, segera pergi ke rumah sakit. Akan merasa tidak nyaman atau nyeri, jadi lebih baik istirahat."Setelah proses Biopsi, Wira harus menyusul Adi untuk kampanye, mana bisa dia istirahat. Setelah dari ruang tindakan, Wira berjalan keluar. Ada sedikit rasa nyeri di bekas pengambilan cairan, namun dia coba untuk membiarkan."Terima kasih, kamu menepati janji mendonorkan sumsum tulang belakan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
reviews