Ernita menggigit bibirnya, matanya mengamati jalanan kecil yang mereka lalui. Hatinya makin kalut. Setiap detik di dalam mobil bersama Gudel terasa seperti berjalan di atas bara api. Ia menggenggam erat tasnya, mencoba mencari akal, namun Gudel terlalu sigap, tangannya selalu siap menarik atau mencegah gerakannya.'Duh, Gudel mau apa, ya?' tanya Ernita dalam hati.Mobil berbelok tajam, masuk ke sebuah jalanan berbatu yang dipenuhi semak-semak liar. Ernita bisa melihat dari balik kaca, suasana di sekitar sepi. Tak ada rumah, tak ada orang lewat. Hanya hamparan tanah kosong dan ilalang yang bergoyang ditiup angin.Tak lama, di ujung jalan itu, berdirilah sebuah bangunan reyot yang tampak seperti gudang tua. Dindingnya kusam, atapnya berkarat, dan sebagian besar kaca jendelanya pecah. Ernita merinding, firasat buruk langsung memenuhi pikirannya."Del, kamu mau ngapain?" tanya Ernita akhirnya.Gudel tidak menghiraukan pertanyaan mantan istrinya itu."Turun," perintah Gudel dingin, matanya
Last Updated : 2025-04-27 Read more