Dengan lembut, Priambodo duduk di samping putrinya.“Cinta… mencintai seseorang itu tidak pernah salah,” katanya perlahan, “tapi melupakan diri sendiri karena cinta, itu yang harus kamu hindari.”Cinta memejamkan mata, menahan tangis yang hampir pecah lagi. Luka di hatinya memang dalam, tapi cinta masih belum mati dan mungkin tidak akn pernah mati. Dan itulah yang paling menyakitkan.Priambodo menatap wajah putrinya yang penuh luka. Suaranya tenang, tapi tegas, seakan ingin menanamkan kebenaran ke dalam hati Cinta.“Cinta… ” gumam Priambodo pelan. “Sebuah hubungan, apa pun itu, entah itu pertemanan, persahabatan, bisnis, bahkan rumah tangga, semua itu arus dibangun di atas kejujuran. Sekali fondasinya retak oleh kebohongan, semuanya bisa runtuh kapan saja.”Cinta memejamkan mata. Air mata kembali mengalir tanpa bisa ia tahan.“Lalu… bagaimana dengan rumah tanggamu dengan Rama?”Pertanyaan yang membuat hati Cinta tertohok.Dalam benaknya, potongan-potongan kenangan datang menghantam ta
Terakhir Diperbarui : 2025-07-24 Baca selengkapnya