Sementara itu, di ruang kerja keluarga Narendra yang luas dan mewah, aroma kopi hitam dan kayu manis memenuhi udara. Di balik jendela besar, taman hijau yang tertata rapi menyuguhkan ketenangan tersendiri. Rama duduk berhadapan dengan Arman, ayahnya, yang seperti biasa tampak tenang dan berwibawa. Di meja, laporan hasil perjalanannya di Singapura sudah tersusun rapi, namun kini bukan data yang dibahas, melainkan arah masa depan Narendra Group. “Maaf, Pa… aku gagal amankan proyek properti di sana. Mereka lebih memilih Sanjaya Group setelah ada tekanan dari pihak tertentu,” ujar Rama, sedikit menunduk. Rasa bersalah menyelinap, meski dia sudah melakukan segala yang bisa. Arman hanya tersenyum tipis, menyandarkan tubuhnya ke kursi. “Rama, dalam bisnis, tidak semua kemenangan bisa diraih dalam satu putaran. Proyek properti memang besar, tapi bukan satu-satunya.” Arman mengambil cangkir kopinya, menyeruput perlahan, lalu menatap putranya lekat-lekat. “Kau sudah melakukan yan
Last Updated : 2025-07-11 Read more