Share

BAB 112

Author: LaSheira
last update Last Updated: 2025-04-11 13:44:18

Kakek masih duduk tenang, walaupun cucunya sudah berteriak marah dengan geramnya. Miria mau melangkah mendekat, namun tangan seniornya menghalangi. Bibi kepala pelayan itu menggeleng. Ini bukan sesuatu yang bisa mereka campuri begitu bisiknya. Kemarahan jilid tiga sebentar lagi meledak magmanya. Itu yang diprediksi Miria.

Argen duduk dengan tegak. Melihat kakeknya yang belum mengendur egonya.

"Ayah sudah meninggal dengan menyedihkan, apa kakek sama sekali tidak merasa bersalah? Dia mati karena kakek, karena keegoisan kakek!"

Prank!

Meja kaca itu benar pecah berkeping. Saat teriakan Argen seirama dengan tendangan kakinya. Kakek hanya melihat serpihan kaca lalu menggeser kaki menjauhi meja yang berantakan. Menatap Argen yang di penuhi kemarahan. Pandangannya turun ke kaki cucunya. Memastikan kaki itu tidak terluka.

Argen menyandarkan bahu, menatap entah ke mana.

"Kakek tahu aku selalu bertanya-tanya dulu, kenapa ayah keras mendidikku, dia tidak pernah menunjukkan cinta atau kasih sayan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 113

    Kakek menatap Argen dengan penuh selidik. Apa Argen benar-benar sudah membuka hati untuk kakaknya. "Undang ibunya ke pertemuan keluarga Kek." Akhirnya Argen bicara lagi setelah menunggu, kakek sama sekali tidak memberinya jawaban yang memuaskan."Argen.""Atau aku akan membuang kakek dan Domaz Group." Dia bangun, menendang bantal kursi. Menginjak pecahan kaca. Mendekati lemari kakek, tempat laki-laki itu meletakkan koleksi pajangan berharganya. Miria sudah mulai panik. Benda-benda yang ada di dalamnya, nilai dan harganya bisa melebihi harga rumahnya di kali tiga. Argen membuka pintu lemari. Mengambil satu benda. Memegangnya. Lalu melepaskan pegangannya, benda itu jatuh membentur lantai. Miria menjerit tanpa suara."Biasanya kakek yang membuang cucu atau anak kakek yang tidak berguna kan?" Argen tersenyum sambil mengambil satu benda lagi. Dia melakukan hal yang sama. Mengangkatnya, lalu melepaskan tangannya. Benda koleksi kakek satu lagi berhamburan di lantai.Kakek hanya melihat, sa

    Last Updated : 2025-04-11
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 114

    Daisy Bakery Shop.Lila cekatan memasukan roti yang sudah dipilih seorang pelangan dari nampan ke dalam kotak kertas. Setelah menerima pembayaran dia memberikan struk belanja dan kembalian. "Datang lagi ya Kak, aku kasih bonus roti beruang isi cream chesee, karena kakak pelanggan setia kami. Roti bentuk beruang ini lucu kan? Hehe." Ada saja kelakuan Lila menggaet pelanggan.Roti beruang adalah roti berbentuk beruang, dengan warna roti yang coklat seperti kulit beruang. Isinya creamcheese yang creami dan lembut, lumer di mulut. Tidak terlalu manis, cocok bagi yang suka roti yang tidak terlalu manis."Terimakasih Lila," Pelanggan bahkan sudah hafal dengan nama Lila. "Adikku seneng banget roti beruang, oh ya hari ini kau semakin ceria saja." Dia memang selalu datang ke toko roti ini setiap dua hari sekali. Lila yang memang sok akrab pada para pembeli."Hehe, aku kan selalu bahagia Kak." Pelanggan wanita itu cuma tertawa menanggapi. Melambaikan tangan dan keluar dari toko.Begitu seterus

    Last Updated : 2025-04-12
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 115

    Di sudut ruangan. Miria sedang menyimpan senyum menyegarkan Ale di hatinya. Menutup semua kejadian-kejadian buruk sepanjang hari ini. Senyum laki-laki di hadapannya menghapus semua hal buruk. Dia kembali bersemangat."Ana sudah bilang, kalau tuan pengawal adalah anak dari ayah Argen, Miria apa semua baik-baik saja?" Kecemasan Ale seharian ini menunggu. Dia memang masih membuat roti dengan baik, tapi pikirannya sudah melayang kemana-mana. "Kalian dari tempat kakek Argen? Apa tidak terjadi apa-apa disana?"Mustahil kalau sampai tidak terjadi apa-apa pikir Ale. Miria mencium tangan Ale yang menggenggam tangannya. Merasai kehangatan tangan itu sampai ke hatinya. "Tuan Argen mengamuk di rumah tuan besar." Ale merinding cuma mendengar kalimat pembuka itu. "Tapi tidak terjadi apa-apa kok, tenanglah. Karena tuan besar tidak meladeni amarah Tuan Argen, membuat Tuan Argen jadi bosan sendiri."Apa! Tunggu, maksudnya!Ale sedang mencoba mereka ulang, tapi tetap tidak terbayangkan di kepalanya.

    Last Updated : 2025-04-12
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 116

    "Kenapa lama sekali." Argen sedang tiduran di sofa. Sepatunya berserak, sepertinya dia jatuhkan saat tidur terlentang. Dia menggoyangkan kakinya."Maaf, aku mengantar Miria dulu." Mendekat, menyentuh kepala Argen. "Kau tidak apa-apa kan? Tidak pusing atau apa." Masih memeriksa baik dengan telapak tangan maupun punggung tangan. Lega, karena suhu tubuh Argen normal adanya. "Duduk dan minumlah, apa mau teh hangat saja?"Argen bangun dan duduk, meraih gelas berembun. Tidak menjawab, tapi dia minum. Ale memilih duduk di samping Argen, dia meraih gelas yang masih di pegang Argen dan meletakkannya di nampan."Kau tidak apa-apa? Ana sudah cerita." Argen menghela nafas, tidak mungkin Ana tidak mengatakannya pada Ale. Malah aneh, kalau sampai laki-laki disampingnya ini belum tahu. Sejujurnya dia bersyukur karena sudah diwakili Ana mengatakannya pada Ale. Dia bingung harus memulai dari mana. "Aku marah!" Ketus bicara mengagetkan.Ia aku tahu. Tanpa kau bilang aku juga tahu. Kau mengamuk di ruma

    Last Updated : 2025-04-12
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 117

    Bersamaan dengan semua hal yang Argen lakukan, di RS juga terjadi sesuatu.Tepatnya adalah saat setelah Ana dan Rene terpergok ibunya tuan pengawal, karena mereka berisik di depan pintu.Mereka sudah masuk ke dalam ruangan sekarang. Tuan pengawal langsung berusaha duduk dengan susah payah saat melihat Ana. Dia memegangi tangannya yang dipakaikan pengaman. Rene bergerak cepat membantunya duduk. Setelahnya memalingkan wajah malu karena bersentuhan tangan secara tidak sengaja."Kenapa bangun, Anda kan masih sakit?" Rene membetulkan selimut supaya menutupi kaki tuan pengawal. "Maaf, saya baru bisa datang menjenguk Anda. Anda sudah lebih baik?""Aku nggak papa kok, cuma tangan ini." Menunjuk tangannya. "Terimakasih ya sudah datang dan menanyakan keadaanku." Sedang jadi pemilik bumi, belum sadar ada orang lain yang ada di dalam ruangan.Ana yang menonton adegan refleks Kak Rene barusan, dan interaksi keduanya langsung peka, kalau ada sesuatu di antara mereka berdua. Cieee, Kak Rene, cieee,

    Last Updated : 2025-04-12
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 118

    "Nona, Anda tidak perlu begini, Anda kan tahu Tuan muda tidak akan suka kalau Anda bicara dengan saya." Benar, bahkan bicara dengan saya saja dia bisa marah dan cemburu. Begitulah yang dipikirkan Gara. "Biar ibu yang mengupas buahnya saja." Ibu bangun dari duduk mau menggantikan Ana Ana tertawa mendengar itu, memang benar si, Kak Argen selalu kesal kalau dia bicara dengan tuan pengawal. Tapi itukan dulu, sebelum Kak Argen tahu kalau Kak Gara adalah kakaknya. Ana tertawa riang lagi, suaranya merekah seperti kelopak mawar di taman bunga. Menyegarkan ruangan."Kak Gara kan Kakaknya Kak Argen, jadi artinya, Kak Gara Kakak iparku kan. Hehe. Aku jadi punya banyak kakak." Gumam, gumam menyebut nama Ale juga Ibu yang mau mendekat langsung jatuh terduduk di lantai. Membuat Ana dan Rene refleks bergerak menangkap ibu. Pisau buah ditangannya terjatuh."Ibu, ibu kenapa?" Dua gadis itu memapah ibu untuk duduk di sofa. Sementara wajah tuan pengawal juga mulai pucat. Dia sudah tahu, dia sudah ta

    Last Updated : 2025-04-12
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 119

    Sementara itu kembalinya Argen dan Ale ke RS.Mereka sudah masuk ke area parkir RS. Beberapa lampu sudah menyala, walaupun malam belum bertukar tempat dengan siang. Saat Argen dan Ale masuk ke RS, Dokter Wiliam muncul menyambut. Seperti sudah menantikan kedatangan Argen."Dokter, kenapa wajah Anda?" Ale bertanya setelah menunduk mengucapkan salam. Argen melengos mendengar pertanyaan itu. Sementara Wiliam tertawa sambil bilang dia jatuh dari tempat tidur karena kelelahan dan mimpi dikejar anjing gila. "Anda pasti lelah sekali ya, jaga kesehatan Anda." Ale percaya seratus persen dengan apa yang dikatakan Wiliam."Jangan perdulikan dia." Mendorong Wiliam yang sedang sedikit senang mendapat perhatian Ale. Mereka berjalan memasuki lift."Will.""Ia, kenapa?"Wiliam yang mau menyerang dengan rentetan pertanyaan tentang bagaimana pertemuan Argen dengan kakek menahan mulutnya, karena ada Ale di samping Argen. Berharap Argen cerita sendiri.Lift naik."Apa ibuku tidak datang?"Deg. Ah sialan

    Last Updated : 2025-04-12
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    120

    Ale dan Wiliam yang panik segera berfikir cepat, apa yang harus mereka lakukan. Akhirnya memecah tanggung jawab. Ale yang akan mengetuk ruangan Argen, kalau Will yang muncul tapi akan kena damprat lagi. Ale juga tidak berani menemui kakek Argen sendirian, jadilah mereka mengemban tugas masing-masing. Will yang akan turun menyambut kakek.Mereka cukup kompak, dengan kelemahan serta kelebihan masing-masing.Yang bertugas di depan kamar Argen.Argen membuka pintu saat mendengar Ale menggedor pintu, disertai memanggil namanya dengan suara keras. Situasinya seperti melihat kebakaran."Kenapa?" Argen hanya membuka sedikit pintu, tidak membiarkan laki-laki di depannya masuk. Ale pun tidak menangkap bayangan Ana sedikit pun di balik punggung Argen. Ale tertawa saat melihat wajah masam adik iparnya."Maaf mengganggu. Hehe. Ibu dan kakekmu."Mau bagaimana lagi, kalau kakekmu masuk dan kau sedang, ah sudahlah, Ana pasti yang malu kan. Jadi jangan mendelik padaku, aku menyelamatkan kalian tahu. M

    Last Updated : 2025-04-12

Latest chapter

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 199 (Final Episode 4)

    Meja mereka memang tidak memiliki nomor, namun diatur berdasarkan nama keluarga. Kakek berjalan menuju mejanya, Ana tersenyum hangat saat kakek mendekat. Gadis itu dan Argen duduk di meja kakek. Ale dan Miria bergabung bersama Gara dan ibunya.Saat kakek menggerakkan tangannya mereka semua duduk dengan teratur. Setelah semua orang duduk, kakek mengambil sendok dan membenturkannya ke gelas. Suara dentingan itu membuat suasana senyap."Apa kalian menyukai suasana baru makan malam kali ini?"Hening, tidak ada yang berani menjawab. "Kalian pasti merasa aneh, apalagi saat melihat banyak sekali yang hadir di acara makan malam kali ini. Kalian semua adalah anak-anak dan cucu-cucuku, aku mengundang kalian semua tanpa terlewat satupun." Kakek mengedarkan pandangan. "Kedepannya aku akan mengundang kalian semua juga."Hening... Hati semua orang berdebar."Jadi, jangan saling bertengkar dan menjatuhkan. Dukung Argen membangun Domaz Group dan mempertahankan kejayaan Domaz Group. Jangan ada dari k

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 198 (Final Episode 3)

    Perjamuan makan malam bulan ini di rumah vila tepi pantai, akan sangat berbeda dengan perjamuan bulan yang lalu atau bulan-bulan sebelumya. Karena bulan ini bertepatan dengan ulang tahun kakek. Perayaan ulang tahun kakek disiapkan bibi dengan sepenuh hati. Wanita itu bahkan menawarkan apakah tuan besar juga ingin membuat pesta kembang api seperti kejutan yang diberikan Tuan muda. Kakek menghardik bibi dengan marah."Maaf Tuan, karena saya melihat Anda menyukainya jadi saya pikir Anda ingin melakukannya. Apa Anda menyukainya karena itu kejutan dari tuan muda?" Kakek tidak mau menjawabnya. Tapi terlihat sekali, kalau dia menikmati kembang api yang diberikan cucu kepada cucu menantunya.Perjamuan makan malam seperti apa yang disiapkan bibi untuk merayakan ulang tahun kakek?Mari kita lihat, sedikit persiapan yang dilakukan orang-orang yang akan datang ke perjamuan makan malam. Rumah Gara.Pengantin baru itu terlihat kaget saat menerima undangan yang dikirimkan seorang pengawal ke rumah

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 197 (Final Episode 2)

    Gadis di depan Gara tersenyum malu. Mereka tidak saling memberi tahu isi dari janji pernikahan, bukan untuk kejutan, namun karena mereka ingin menunjukkan ketulusan. Bahwa janji pernikahan yang mereka buat bukan sekedar membaca tulisan, namun memang curahan isi hati terdalam mereka."Rene, terimakasih sudah melihatku dengan cara yang berbeda saat pertama kali kita bertemu. Aku bukan siapa-siapa saat pertama kali melihatmu. Tapi entah kenapa, kau bahkan sudah tersenyum padaku saat itu." Tangan keduanya semakin tergenggam dengar erat. "Semakin aku mengenalmu, semakin aku tahu, kau gadis yang luar biasa. Tanpa ayah dan ibu, kau membesarkan adik-adikmu dengan penuh cinta. Bagiku kau adalah berlian terindah Rene, terimakasih sudah menerima sebongkah batu tak berharga ini dalam hidupmu. Aku mencintaimu Rene dengan sepenuh hatiku. Aku akan membahagiakanmu dan melindungimu." Kecupan manis mengakhiri janji pernikahan Gara.Airmata menetes membasahi pipi Rene. Saat mic yang dipegang Gara tersod

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 196 (Final Episode 1)

    Dan akhirnya, hari yang sudah dinantikan oleh semua orang. Mereka sudah duduk ditempat yang telah disediakan. Deretan kursi sudah ditempati para tamu. Musik dengan tim yang di bawa WO dari ibu kota. Para pelayan yang merapikan hidangan serta mengecek semua kelengkapan untuk terakhir kali.Sepupu Miria menggangkat tangannya, sebagai isyarat acara dimulai.Acara pernikahan Gara dan Rene pun dimulai.Ruben maju ke atas podium, dia ditunjuk sebagai MC acara. Ya, kemampuan bicaranya memang cukup baik. Dia pun mengajukan diri saat WO bertanya apakah dari pihak keluarga yang menentukan MC acara. Sebenarnya dalam hati kecilnya, dia ingin terlihat di antara banyaknya orang. Terlihat oleh kakek.Ruben mengetuk mik di depannya. Menyapukan pandangan pada orang-orang yang ada di depannya. Dia mencari sosok seseorang. Apa kakek tidak ada gumamnya, melihat lagi memastikan. Sekilas tertangkap rasa kecewa di matanya, namun buru-buru dia tersenyum. Karena tugasnya jauh lebih penting sekarang. Ternyata

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 195

    Hari pernikahan Gara dan Rene.Untuk sampai pada hari ini, seorang laki-laki bernama Anggara, telah melewati banyak hal, jalan yang tidak mudah. Namun, seperti janji Tuhan, Dia menjawab setiap usaha dan doa manusia, hari ini laki-laki itu merasakan kebahagiaan yang teramat sangat. Memetik buah dari usahanya selama ini.Ibu yang ia sayangi, telah masuk ke dalam keluarga Domaz Group, bukan hanya sebagai wanita pelayan yang menggoda majikan, namun sebagai ibu dari cucu sang pendiri Domaz Group.Adik laki-laki yang dulu dia panggil tuan muda, dengan manisnya memanggilnya kakak. Itu adalah buah dari kesabaran seorang laki-laki bernama Anggara. Membayar semua pengorbanan yang sudah dia lakukan.Kesibukan pagi sudah dimulai sejak sebelum matahari terbit, memperbaiki dekorasi yang kurang atau kelengkapan yang lainnya dilakukan oleh para panitia WO. Waktu bergerak perlahan, ditengah semua orang bersiap.Langit hari ini berwarna biru, secerah hati calon mempelai yang akan mengikat janji. Mataha

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 194

    Siang hari kesibukan di halaman vila mulai terlihat untuk persiapan acara besok. WO acara saudara Miria sudah datang. Mereka dengan cekatan menata setiap sudut taman menjadi sangat indah. Para karyawan toko Daisy sudah datang juga. Amira juga ikut. Dokter William akan menyusul dan sampai malam hari, karena masih ada pekerjaan yang tidak bisa dia wakilkan. Semoga dia bisa menemani Amira saat pesta kembang api nanti malam. Setelah meletakan barang masing-masing, mereka terlihat membantu ini dan itu. Ada yang menata bunga-bunga, ada yang memberi pita pada kursi. Setelah selesai membantu dekorasi mereka lari ke pantai, bermain di laut dan menikmati liburan gratis yang diberikan Kak Ale, memakai uang Argen tentunya. Semua orang bahagia, pesta pernikahan sederhana Gara dan Rene memberi kebahagiaan pada semua orang. Bahkan Ben menyapa takut-takut menyapa kakek, dengan perantara Argen. Kakek tidak bereaksi, namun dia menanyakan kepada bibi siapa nama orangtua Ben.Begitulah hari ini berlal

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 193

    Bibi sempat menolak, tapi bukan Ana kalau tidak bisa memohon cenderung memaksa. Kalau nanti bibi dimarahi, biar aku gantikan dimarahi kakek. Begitulah, akhirnya Ana dan Rene bisa masuk ke kamar kakek."Pasti dia acuh dan bilang tidak perlu berterimakasih, karena dia sebenarnya mau membuang perhiasan itu." Argen yang menyahut, sekarang ana yang terkejut. Walaupun tidak sama persis seperti yang Kak Argen katakan tapi memang yang kakek ucapkan agak mirip seperti itu.Kakek merestui Kak Rene tapi tidak ingin terlalu terlihat kalau di memperdulikan dan menantikan pernikahan Kak Rene dan Kak Gara. Begitu yang ditangkap Ana dari sikap acuh kakek."Kakek kan suka menyebalkan kalau bicara." Argen mengangkat bahu sambil mengejek."Gen...""Kak..."Gara dan Ana bersamaan bicara."Ia, ia, aku nggak boleh bilang begitu. Dia kakekku. Cih. Kalian ini kompak sekali." Ana mangut-mangut mengusap pipi suaminya.Argen menatap Gara, tatapannya artinya pengusiran, menyuruh kakaknya keluar dari kamar. Yang

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 192

    Masih di hari yang sama dengan waktu kedatangan mereka ke vila, tempat berlangsungnya pernikahan Gara dan Rene.Malam hari setelah makan malam. Dua kakak beradik sedang ada di dalam kamar, sedangkan Ana tertahan menemani kakek selepas makan malam.Argen duduk dengan mengangkat kakinya ke pijakan meja, dari mulutnya terdengar dia mengomel yang entah ditujukan untuk siapa. Mungkin pada alam yang tidak bersahabat dengan rencananya, atau kecewa pada Gara yang tidak bisa mewujudkan keinginannya. Masih terdengar dia mengomel sambil menyandarkan kepala malas.Wajah muram Argen melihat kakaknya yang sedang berdiri di dekat jendela.Gara menghela nafas perlahan, dia menyibak tirai dengan tangan kiri, berharap cuaca akan segera berganti. Tapi hujan yang jatuh dari langit selepas senja telah menghancurkan rencana malam ini. Sekarang saja masih gerimis. Tangannya mengusap jendela, masih terasa dingin. Uap air memang tidak merembes ke telapak tangannya, tapi dia bisa memprediksi hujan belum akan

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 191

    "Suruh mereka kesini, dan berangkat bersama kita." Kakek menjawab singkat, lalu berlalu, senyum bahagia tertangkap sekilas dibibirnya.Dasar, sesenang itu kau mendengar Ale mau mempunyai anak. Kalau Ana sampai hamil, bisa-bisa kau menari dengan bibi di teras rumah. Argen melihat punggung kakek yang berjalan menuju pesawat. Pilot dan pramugari menundukkan kepala saat kakek berjalan mendekat.Kakek bahkan menelepon dokter pribadinya, untuk datang dan ikut dalam penerbangan.Kabar kehamilan Miria memang sungguh diluar dugaan, bahkan gadis itu tidak merasakan keanehan dalam tubuhnya. Sehari setelah kecurigaan Ale dia membeli alat tes kehamilan, saat dia menunjukkan garis dua di alat tes itu Ale memegangnya dengan tangan gemetar. Airmata kebahagiaan langsung bercucuran. Calon ayah itu sangat berbahagia.Ale menelepon Ana sambil menangis, saking kagetnya Ana dia berlari masuk lift turun ke lantai bawah, tanpa mendengar penjelasan Ale berikutnya. Gadis itu yang awalnya ketakutan karena mend

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status