Kaisar Azrael melangkah keluar dari rumah Lyrienne, menyusuri kegelapan malam dengan satu tujuan: segera menuntaskan rindunya pada sang Ratu. Namun, langkahnya terhenti. Ia menoleh kembali… dan dalam diam, ia menyaksikan Lyrienne duduk bersandar di balik jendela, menangis dalam kesepian yang menyesakkan. Air mata perempuan itu jatuh tanpa suara, hanya menyisakan luka yang tak diungkapkan.Azrael tahu—meskipun tidak ada cinta untuk Lyrienne di hatinya, ia bisa saja menyentuhnya. Lelaki tidak selalu butuh cinta untuk melakukan itu, bukan? Terlebih, Lyrienne adalah perempuan cantik, lembut, dan berbudi luhur. Ia telah banyak berjasa bagi negeri Iblis. Hanya saja… dibandingkan dengan Arcelia, daya tarik Lyrienne tak mampu membakar hasrat terdalam Azrael.Ia seharusnya tak perlu merasa bersalah. Namun cinta kepada Arcelia justru menjadi batas, menjadi pagar yang mengekang tindakannya. Bukan karena takut—melainkan karena kesetiaannya yang sudah menjadi bagian dari jiwanya.Namun, bukankah i
Terakhir Diperbarui : 2025-05-24 Baca selengkapnya