Jika dulu Dov mendamba tiap tatapan Jessi, kini ia merasa muak. Bagaikan ujung jarum yang tajam mengenai permukaan kulit dirasakannya.Dov menegakkan punggung dan tetap bersandar di bangku. Namun itu semua tidak mengubah perasaan tak tenangnya saat Jessi terus melihatnya tanpa cela di sela meeting perdana dengan tim sekaligus Ravi sebagai penanggungjawabnya.“Kalau tujuan kamu ke sini hanya lihat-lihat tanpa menyimak pembicara di depan, lebih baik meeting ditunda,” gumam Dov pedas begitu menoleh pada Jessi. “Gimana?”“Galak banget, sih?” Jessi mengerucutkan bibir, jengkel. “Karyawan kamu di sini mungkin bisa salah paham sama hubungan kita.”Dov mengerutkan kening. “Kenapa jadi salah paham? Kita udah nggak ada hubungan apa pun, dan semua orang di kantor pun tahu. Aku bukan lagi pacarmu, Jess.”Alih-alih menarik diri dan menyerah, Jessi justru memangku dagu menggunakan satu tangan. Tubuhnya condong ke depan dengan tatapan tanpa ada rasa takut sedikitpun.“Tapi kita masih jadi teman,” s
Last Updated : 2025-06-23 Read more