Bima menekan pedal gas lebih dalam, mobil melaju kencang di jalanan yang mulai sepi. Mobil asing berwarna gelap itu terus mengikuti di belakang, jaraknya tak kunjung menjauh. Suasana dalam mobil menjadi tegang, napas masing-masing tercekat oleh kekhawatiran.Eric menoleh ke belakang, matanya menatap lurus ke kendaraan yang menguntit mereka.“Sepertinya mobil itu memang sengaja ingin menabrak kita,” ucap Eric, suaranya terdengar datar dan tegang. Tangannya gemetar saat merogoh saku celana untuk mengambil ponsel.Tiba-tiba, dari arah depan, sebuah mobil melesat dengan kecepatan tinggi.“Brak!”Tubuh Bima tersentak, mobilnya terseret liar dan berputar di jalanan. Trotoar mendekat dengan mengerikan. “Brak!” Mobil menghantam sebuah pohon besar. Ban meletup, kaca retak, dan aroma karet terbakar mengepul di udara. Kepala Bima membentur setir, darah terasa panas di dahinya. Eric terhuyung ke dashboard, napasnya tersengal, ponsel terjatuh.Di rumahnya, Kasih yang sedang bersantai tanpa sengaj
Terakhir Diperbarui : 2025-08-18 Baca selengkapnya