Gedung pertemuan besar itu dipenuhi cahaya hangat dan dekorasi sederhana namun elegan. Acara amal tahunan yayasan pendidikan anak kembali digelar, dan kali ini Naira berdiri sebagai tuan rumah. Dengan balutan kebaya modern berwarna gading lembut dan kerudung senada, ia memancarkan aura tenang, dewasa, dan tak tergoyahkan. Di sekelilingnya, para tamu mulai berdatangan—dari rekan guru, tokoh masyarakat, hingga donatur dan tokoh publik. Di tengah keramaian, sosok yang tak asing perlahan masuk ke aula. Setelan hitam klasik, wajah tirus namun penuh penyesalan. Adrian. Langkahnya pelan, seolah menimbang setiap detak waktu. Matanya langsung tertuju pada Naira yang tengah menyambut seorang wali murid. Beberapa menit kemudian, saat Naira menyendiri di dekat meja pameran karya anak-anak, Adrian memberanikan diri mendekat. “Hai…” suaranya lirih, nyaris tenggelam dalam musik latar. Naira menoleh pelan. Tatapannya tenang, namun tak menunjukkan kehangatan yang dulu pernah ada. “Halo, Ad
Last Updated : 2025-05-11 Read more