Mata Ilona mengerjap pelan. Bukan hanya isi ruangan di hadapannya yang membuatnya terkejut, tetapi juga kata-kata Reinhard. Ia yakin saat ini sedang tidak bermimpi dan tak mungkin juga pendengarannya bermasalah. Namun, Ilona masih menolak mempercayai apa yang dirinya lihat dan dengar. Ilona spontan bergerak mundur, hendak keluar dan pergi dari kamar ini. Dan saat itulah ia menyadari jika Reinhard telah menutup pintu. Bahkan, mungkin telah menguncinya. Padahal, Ilona hanya ingin menenangkan gemuruh di dadanya terlebih dahulu. Karena tak mungkin melarikan diri, akhirnya Ilona memberanikan untuk membalas tatapan intens Reinhard. Jika lelaki itu mengatakannya berbulan-bulan lalu, Ilona pasti dengan mudah menyangkal kalau Reinhard hanya membual. Namun, sekarang terasa berbeda. “Ke-kenapa?” Hanya itu yang meluncur dari bibir Ilona dari sekian banyak kata yang dapat terucap. Matanya masih melebar sempurna dengan wajah memucat. Alih-alih senang menden
Terakhir Diperbarui : 2025-07-26 Baca selengkapnya