Dinikahi Pria yang Pernah Kucampakkan

Dinikahi Pria yang Pernah Kucampakkan

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-09
Oleh:  Young LadyBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat. 2 Ulasan-ulasan
14Bab
200Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Ilona terpaksa menikah dengan Reinhard—mantan kekasihnya demi melunasi utang keluarganya. Ini bukan pernikahan penuh cinta. Sebab, Reinhard hanya ingin membalas perbuatan Ilona yang meninggalkannya begitu saja ketika dirinya sekarat. Dapatkah Ilona menemukan kebahagiaan dalam pernikahannya? Atau memilih menyerah?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Mengabdi Seumur Hidup

“Menikahlah denganku, aku anggap utang keluargamu lunas.”

Langkah Ilona yang baru saja menutup pintu lantas terhenti. Tatapannya yang sedari tadi tertuju ke lantai kini teralih pada lelaki yang duduk di kursi kebesarannya. Matanya melebar sempurna, tak menyangka ucapan seperti itu akan meluncur dari bibir Reinhard.

“Apa kamu gila?! Kamu sudah punya tunangan!” Emosi Ilona mendidih mendengar permintaan enteng itu dari seseorang yang sudah memiliki tunangan.

Kemarin, seseorang yang mengaku orang suruhan Reinhard datang ke rumahnya. Orang itu berkata jika Reinhard ingin dirinya membayar utang dengan ‘mengabdi' seumur hidup. Ilona berpikir pengabdian tersebut adalah bekerja pada lelaki itu.

Ilona pun tak keberatan karena dirinya bingung membagi keuangannya untuk utang di berbagai tempat. Namun, begitu sampai di sini, dirinya malah mendapat kejutan yang luar biasa. Pengabdian yang Reinhard maksud bukan seperti dalam pikirannya.

“Itu urusanku, bukan urusanmu,” jawab Reinhard santai, seolah-olah itu bukan masalah besar.

“Aku tidak mau!” tolak Ilona tegas.

Ilona tidak mau menjadi duri dalam hubungan orang lain. Masalahnya sudah sangat banyak dan tidak perlu ditambah lagi. Ia datang kemari demi solusi atas utang-utang keluarganya pada Reinhard. Bukan untuk mengikuti kegilaan lelaki itu.

“Kamu masih sombong. Sama seperti dulu!” cibir Reinhard.

“Kalau kamu merasa sanggup melunasi utang keluargamu, mana uangnya? Selama bertahun-tahun kamu tidak pernah berusaha melunasinya!”

Kedua tangan Ilona mengepal di sisi tubuhnya. “Beri aku waktu!”

Bukannya ingin lepas tangan atau berpura-pura melupakan utang tersebut. Ilona masih kesulitan mengatur keuangannya sampai sekarang. Utangnya bukan hanya pada Reinhard saja, namun juga pada pihak lain. Hingga sertifikat rumahnya pun telah ia gadaikan.

Selama tiga tahun ini Reinhard tak pernah mengusiknya, Ilona mengira lelaki itu masih sabat menunggu hingga dirinya bisa melunasi semuanya. Namun, ternyata di balik ketenangan lelaki itu, tersimpan rencana licik yang sangat tidak masuk akal.

“Sampai kapan? Sudah 3 tahun dan belum ada tanda-tanda kamu akan membayar utangmu.” Reinhard melipat tangan di depan dada. Tampak meragukan ucapan Ilona.

“Aku akan melunasinya! Tapi, bukan dengan gila yang kamu inginkan!” Ilona tak bisa berjanji kapan akan melunasi utang tersebut. Namun, ia akan berusaha mencari uang lebih.

“Dan satu lagi. Aku punya kekasih, jadi kamu tidak bisa seenaknya!”

Reinhard bangkit dari kursi kebesarannya dan menghampiri Ilona yang berdiri kaku di dekat pintu dengan tatapan berapi-api. Sebelah sudut bibirnya terangkat membentuk senyum sinis. Ia sengaja mengangkat dagu Ilona yang menatap dengan begitu berani.

“Kekasih? Kurasa kita belum putus. Dia bukan kekasihmu, dia selingkuhanmu,” bisik Reinhard di samping telinga Ilona.

Ilona menghempas tangan Reinhard dari dagunya. Matanya semakin menyorot berapi-api ke arah lelaki itu. “Bagiku, semuanya sudah berakhir! Aku akan melunasi utang-utangku secepatnya!”

Ilona mendorong Reinhard dan bergegas pergi dari sana. Kedatangannya ke tempat ini hanya membuang waktunya saja. Ia pikir Reinhard akan benar-benar mempekerjakannya. Itu jauh lebih baik dibanding dirinya harus menikah dengan lelaki itu.

“Waktumu hanya satu minggu. Uang itu harus ada dalam satu minggu!” seru Reinhard yang masih berdiri di tempat yang sama.

“Kamu akan kembali padaku.”

Ilona melanjutkan langkah dan bergegas keluar dari ruangan itu sebelum kewarasannya menghilang. Ia menyumpahi Reinhard selama di dalam lift. Lelaki itu benar-benar berubah menjadi sosok yang tak dirinya kenali sama sekali. Dan itu juga karena ulahnya.

Menggunakan motor usangnya, Ilona pergi dari area gedung pencakar langit itu. Ia sampai harus izin sebentar di tempat kerjanya demi mendatangi kantor Reinhard. Namun, ternyata lelaki itu hanya ingin mengerjainya. Seharusnya, dirinya tak perlu membuang waktu untuk datang ke sana.

Kemacetan menjelang jam makan siang membuat Ilona terjebak lebih lama di perjalanan. Padahal, seharusnya ia sudah sampai di hotel dan melanjutkan pekerjaannya. Begitu tiba di hotel, Ilona langsung menemui rekan kerjanya yang ia minta menghandle pekerjaannya selama dirinya pergi.

“Apa aku pergi terlalu lama? Maafkan aku. Aku tidak tahu akan terjebak macet—”

“Bu Xena memanggilmu ke ruangannya,” potong teman sejawat Ilona itu. Ekspresinya menunjukkan jika ada sesuatu yanh buruk.

“Oke. Terima kasih. Kamu kerjakan bagianmu saja. Biar aku yang melanjutkan bagianku. Maaf merepotkanmu,” jawab Ilona sebelum memacu langkah menuju ruangan managernya.

Ilona pikir temannya berekspresi aneh saat melihatnya karena kesal harus menghandle pekerjaannya juga. Namun, begitu masuk ke ruangan sang manager, ia langsung tahu alasannya. Sang manager yang biasanya selalu ramah padanya pun tampak berbeda.

“Ilona, laporan kinerja kamu menurun bulan ini. Saya terpaksa mengeluarkan kamu. Hotel ini membutuhkan karyawan yang kompeten. Saya minta maaf karena pemberitahuannya mendadak,” tutur sang manager.

“Tapi, Bu. Saya rasa kinerja saya sama seperti bulan-bulan sebelumnya. Bu, tolong jangan pecat saya. Saya berjanji akan memperbaiki kinerja saya ke depannya. Saya sangat membutuhkan pekerjaan ini,” mohon Ilona dengan mata berkaca-kaca.

Bulan lalu Ilona mendapat penghargaan karyawan terbaik. Seharusnya, tidak ada masalah dengan kinerjanya. Setiap harinya, ia juga selalu mengerjakan seluruh tugasnya sepenuh hati. Sebab, dirinya benar-benar membutuhkan pekerjaan ini.

Menjadi housekeeping di hotel ini adalah satu-satunya pekerjaan yang ia miliki. Penghasilannya pun masih belum cukup untuk melunasi utang-utangnya. Apalagi jika dirinya dikeluarkan dari sini. Mencari pekerjaan baru bukanlah hal yang mudah.

Sang manager menggeleng. “Pak Reinhard sedang melakukan evaluasi besar-besaran. Dan yang terdampak bukan hanya kamu. Maaf, saya tidak bisa membantu.”

“Dan untuk gajimu bulan ini, baru bisa diambil minggu depan. Nanti saya transfer ke rekening kamu, seperti biasa. Terima kasih atas kerja samanya selama ini, Ilona,” imbuh wanita itu.

Reinhard benar-benar ingin menjebaknya. Ilona baru ingat jika hotel ini juga merupakan salah satu cabang multibisnis yang Reinhard jalani. Selama ini lelaki itu tak pernah mengusiknya. Oleh karena itu, ia yakin Reinhard tak akan mengusiknya di sini.

Ilona memejamkan mata sejenak dan menghela napas pelan. “Baik, Bu. Saya mengerti. Terima kasih. Saya akan membereskan barang-barang saya.”

Tak ada gunanya ia memohon sebab memang inilah yang Reinhard inginkan. Menghancurkannya. Ilona bergegas pergi dari sana dan membereskan barang-barangnya. Setelah dua tahun bekerja di sini, ia tak menyangka harus angkat kaki hanya karena alasan konyol.

“Ilona, apa yang Bu Xena katakan? Tadi aku hanya mengatakan kalau kamu ada urusan sebentar. Apa Bu Xena memarahimu?” tanya teman Ilona yang masih menunggu wanita itu di tempat sebelumnya.

Ilona menyunggingkan senyum tipis, seolah-olah semuanya baik-baik saja. “Bu Xena mengatakan kinerjaku menurun dan aku dipecat.”

“Dipecat? Bagaimana bisa? Kamu menjadi karyawan teladan bulan lalu.” Wanita muda di samping Ilona itu tampak terkejut bukan main.

“Entahlah. Aku harus membereskan barang-barangku. Permisi,” jawab Ilona yang tak ingin memperpanjang pembahasan ini.

Ilona bergegas membawa perlengkapan kebersihan miliknya ke gudang. Kemudian, langsung membereskan barang-barangnya di loker. Reinhard akan menertawakannya jika dirinya sampai memohon untuk dipertahankan di tempat ini.

Mungkin, memang sudah waktunya Ilona mencari pekerjaan baru. Jika terus berada di sini, Reinhard tak akan berhenti mengusiknya. Sebelum memikirkan rencana untuk pekerjaan barunya, ia memutuskan untuk pulang terlebih dahulu. Hari ini sangat melelahkan dan dirinya membutuhkan istirahat sejenak.

Begitu sampai di rumah, Ilona dikejutkan oleh  keberadaan orang-orang dari bank. Ia bergegas turun dari motornya dan menghampiri sang ibu yang mencegah orang-orang itu.

“Apa yang kalian lakukan di rumah saya?!”

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Zhen Zhen
di save dlu kkykny bagus nunggu babnya banyak boar gk ngenes nunggunya
2025-05-07 11:01:18
1
user avatar
Young Lady
Halo! Selamat datang di karya terbaru saya. Semoga suka dan betah, terima kasih
2025-05-06 18:30:27
1
14 Bab
Mengabdi Seumur Hidup
“Menikahlah denganku, aku anggap utang keluargamu lunas.”Langkah Ilona yang baru saja menutup pintu lantas terhenti. Tatapannya yang sedari tadi tertuju ke lantai kini teralih pada lelaki yang duduk di kursi kebesarannya. Matanya melebar sempurna, tak menyangka ucapan seperti itu akan meluncur dari bibir Reinhard. “Apa kamu gila?! Kamu sudah punya tunangan!” Emosi Ilona mendidih mendengar permintaan enteng itu dari seseorang yang sudah memiliki tunangan. Kemarin, seseorang yang mengaku orang suruhan Reinhard datang ke rumahnya. Orang itu berkata jika Reinhard ingin dirinya membayar utang dengan ‘mengabdi' seumur hidup. Ilona berpikir pengabdian tersebut adalah bekerja pada lelaki itu. Ilona pun tak keberatan karena dirinya bingung membagi keuangannya untuk utang di berbagai tempat. Namun, begitu sampai di sini, dirinya malah mendapat kejutan yang luar biasa. Pengabdian yang Reinhard maksud bukan seperti dalam pikirannya. “Itu urusanku, bukan urusanmu,” jawab Reinhard santai, seol
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya
Satu-Satunya Jalan
“Sudah tiga bulan Nona menunggak iuran rumah ini. Kami sudah tidak bisa mentolerir lagi,” ucap sang petugas dari bank yang sedang memasang segel. “Bukannya seharusnya masih minggu depan?” Ilona mencoba bernegosiasi dengan pihak bank. Selama tiga bulan ini, gajinya habis untuk membayar utang lain dan kebutuhan sehari-hari. Ilona belum sanggup membayar iuran pada bank. Ia berencana membayar angsuran tersebut dengan gajinya bulan ini. Sekarang dirinya belum punya uang. “Minggu depan bagaimana? Sekarang saja sudah jatuh tempo. Kami hanya menjalankan tugas. Kalau Nona keberatan, silakan datang ke kantor,” jawab orang itu datar. “Kami memberi waktu sampai minggu depan. Bayar tunggakan kalian atau tinggalkan tempat ini.” Setelah memasang segel tersebut, orang itu langsung pergi begitu saja. Tak peduli dengan Ilona yang masih terus berbicara. Ilona berdiri kaku di dekat pagar rumahnya. Menatap dua orang dari pihak bank yang sudah pergi. Hanya rumah ini satu-satunya peninggalan ayahnya y
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya
Kamu Harus Membuatku Lebih Puas
Ilona spontan bersingkut mundur ke ujung ranjang karena terkejut dan khawatir Reinhard melakukan sesuatu padanya. Meskipun mereka telah resmi menikah, dirinya belum siap jika lelaki itu meminta haknya. Namun, Reinhard hanya melempar sebuah berkas.Ilona langsung menetralkan ekspresinya dan mengubah posisinya menjadi duduk tegak. Reinhard tampak sangat membencinya. Seharusnya, ia tidak perlu khawatir lelaki itu melakukan sesuatu padanya. Pernikahan ini tak akan seperti pernikahan pada umumnya. Reinhard langsung memutar tubuhnya dan melangkah menuju sofa yang tersedia di kamar tersebut. Lelaki itu duduk, kemudian bersandar di sofa tanpa melepas tatapan tajamnya dari Ilona. Ilona melirik kertas yang Reinhard lemparkan tadi dengan kening berkerut.“Apalagi yang kamu tunggu? Apa kamu ingin membuatku berubah pikiran?” Suara bariton Reinhard berhasil menyadarkan Ilona dari lamunannya. Wanita itu spontan menoleh ke arah lelaki di hadapannya dengan delikan tajam. Ilona meraih berkas yang Re
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya
Terjebak dalam Sangkar Emas
Mendengar itu, mata Ilona terbelalak. "Apa maksudmu?"Lelaki di depannya tersenyum menyeringai. "Tidurlah, istriku! Kamu pasti lelah sudah berpura-pura menjadi pengantin yang bahagia seharian ini." Usai mengatakan itu, Reinhard langsung memutar tubuhnya dan melangkah meninggalkan kamar itu. Seringai misterius tersungging di wajah tampannya ketika bertemu pandang dengan Ilona sebelum dirinya menutup pintu.Ilona yang lelah pun berusaha tidak peduli dengan apa pun yang dikatakan Reinhard. Perlahan, matanya pun terpejam. Ketika Ilona kembali membuka mata, ia masih sendirian di kamar itu. Tampaknya Reinhard memang tidak kembali ke kamar ini semalam. Itu malah bagus, Ilona sangat enggan berada di ranjang yang sama dengan lelaki itu. Jemari Ilona bergerak meraih ponselnya yang belum dirinya sentuh sejak kemarin. Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka dan muncullah Reinhard dari sana. Lelaki bersetelan kemeja hitam itu melangkah mendekati Ilona. Seulas senyum miring terlukis di bibirnya melihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya
Sampai Kapan Aku Bertahan?
Ilona menggeram kesal. “Kamu pasti sengaja melakukan ini untuk mengerjai aku, 'kan?!” Ia tidak bodoh untuk menyadari jika kamar itu memang sengaja dibuat kotor sebelum dirinya datang. Suasana hatinya masih belum benar-benar membaik karena ulah Reinhard sebelumnya. Sekarang, lelaki itu malah kembali mengerjai dirinya. Baru sehari mereka resmi menikah, Reinhard sudah membuat suasana hatinya hancur berantakan. Reinhard menyeringai lebar, kemudian melirik arloji yang melingkar di tangannya. “Waktu yang kamu miliki hanya satu jam. Jika kamu tidak menuruti keinginanku, aku bisa menghentikan pengobatan ibumu sekarang juga.”“Bisakah kamu berhenti mengancamku dengan cara itu?” desis Ilona muak. Reinhard selalu mengetahui di mana letak kelemahannya yang membuat dirinya tidak memiliki pilihan lain. Reinhard tiba-tiba menyanggupi membayar biaya pengobatan Haura secara rutin. Ternyata inilah yang lelaki itu rencanakan. Reinhard ingin menggunakan pengobatan itu untuk menekannya. Dan Ilona tak b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya
Bertemu Kekasih Ilona
“Jangan pernah mendekati ruangan ini!” bentak Reinhard dengan sorot tajam. Ringisan pelan lolos dari bibirnya saat wanita itu berusaha untuk berdiri. Wanita itu sontak menunduk, ternyata pergelangan kakinya memerah. Sakit sekali, Reinhard benar-benar tak punya hati. Ilona kembali mengangkat kepalanya dengan tatapan murka. “Kenapa kamu mendorongku? Kamu membuat kakiku terkilir!” protes Ilona dengan kedua alis menukik tajam. Berulang kali wanita itu berusaha berdiri, bukannya berhasil, kakinya malah semakin berdenyut nyeri. Reinhard membungkukkan tubuhnya di hadapan Ilona dengan rahang mengetat. Lelaki itu memaksa Ilona membalas tatapannya. “Apa yang sedang kamu lakukan di sini, hah? Tidak ada satu pun orang yang aku izinkan masuk ke kamarku, bahkan seorang pelayan sekalipun, termasuk kamu!” Ilona menatap Reinhard dengan sorot tak percaya. Ilona tidak habis pikir mengapa Reinhard sampai berlebihan seperti ini. Sepertinya lelaki itu benar-benar sakit jiwa sampai membuat peraturan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-06
Baca selengkapnya
Kamu Mengkhianatiku?
“Jangan ganggu dia! Dan berhenti menghubunginya!” tegas Reinhard yang tiba-tiba berdiri di samping Ilona. Ilona dan Romeo terkesiap. Ilona spontan menyingkirkan tangan Romeo dari wajahnya. Ia tak ingin lelaki itu terkena masalah hanya karena berdekatan dengannya. Sebab, Ilona tahu bagaimana gilanya Reinhard saat ingin menghancurkan sesuatu. Ilona sedang tak ingin bertemu siapa pun. Namun, tiba-tiba Romeo datang bersamaan dengan Reinhard juga. Jika hanya bertemu Romeo saja, ia tak masalah. Akan tetapi, kedatangan Reinhard benar-benar mengacaukan ketenangannya. “Istri?” gumam Romeo yang tampak terkejut bukan main. “Kamu tidak tahu? Kami sudah menikah,” jawab Reinhard dengan senyum pongah. Jantung Ilona berdebar semakin keras saat Romeo tiba-tiba menarik tangannya. Ia pikir Romeo tidak mendengar ucapan Reinhard sebelumnya. Ilona ingin mencari waktu yang tepat untuk membicarakan persoalan dan tentunya waktu yang tepat bukanlah sekarang. “Kamu benar-benar menikah dengannya? Bag
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-06
Baca selengkapnya
Ini Belum Seberapa, Sayang
“Kamu yang menyuruhku memasak, kenapa kamu malah membuang semuanya?! Bahkan kamu tidak mencicipinya sama sekali! Apa kamu tidak bisa menghargai aku sedikit pun?” murka Ilona dengan tatapan berapi-api. Kekesalan yang sedari tadi Ilona rasakan berubah menjadi amarah tertahan yang memuncak. Ia sengaja mengikuti keinginan lelaki itu tanpa banyak protes karena tidak ingin menambah masalah. Tetapi, Reinhard malah sengaja mengerjainya.Ilona sudah bersusah payah membuat makanan itu dengan kaki yang masih pincang dan berdenyut nyeri. Namun, Reinhard malah membuang makanan itu begitu saja tanpa merasa bersalah sedikit pun. “Aku sudah mengikuti keinginanmu! Kemarin kamu berkata tidak akan macam-macam jika aku tidak berulah, mana buktinya? Kamu tetap saja mengerjaiku!” sembur wanita itu dengan kedua tangan mengepal. Tahu begini Ilona tidak akan bersusah payah membuatkan lelaki itu makanan. Ia sudah berusaha mengalah untuk meminimalisir masalah baru. Namun, Reinhard tetap saja tak kunjung puas
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-07
Baca selengkapnya
Hukuman untuk Istriku
Ilona langsung menoleh ke belakang setelah berhasil menegakkan tubuhnya. Seorang lelaki muda yang sepertinya seumuran dengan Reinhard lah yang membantu menopang tubuhnya. Wanita itu meringis malu seraya menyunggingkan senyum kaku. “Maaf, tiba-tiba kepalaku sedikit pusing. Tetapi, sekarang sudah tidak lagi. Terima kasih sudah menolongku,” tutur Ilona seraya melangkah mundur, memperlebar jarak di antara mereka. Ilona merutuk dalam hati. Karena terlampau kesal pada sikap Reinhard hari ini, ia sampai lupa makan sejak pagi. Wanita itu baru menyadarinya saat dalam perjalanan menuju ke kantor Reinhard. Itulah salah satu alasannya mampir ke tempat ini. “Sama-sama. Bagaimana jika kita masuk saja? Kebetulan cafe ini milikku,” balas lelaki itu sembari mempersilakan Ilona masuk. Ilona semakin merasa segan setelah mengetahui jika lelaki itu adalah pemilik cafe ini. Ia ingin mengurungkan niatnya mengunjungi cafe tersebut, namun tidak enak menolak ajakan lelaki di hadapannya ini. Kepala Ilona
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-07
Baca selengkapnya
Satu Pertanyaan, Satu Ciuman
Walaupun ruang geraknya sangat terbatas, Ilona terus berusaha meronta dan menendang kaki Reinhard. Bukannya berhasil, Reinhard malah semakin mengimpit tubuhnya. Tak kehabisan akal, wanita itu menggigit bibir bawah Reinhard sekuat tenaga. Perbuatannya berhasil membuat Reinhard melepaskan bibirnya. Deru napas Ilona dan Reinhard yang memburu saling beradu. Wajah keduanya sama-sama memerah menahan amarah yang berkobar. Tatapan tajam mereka terkunci selama beberapa saat sebelum Ilona lebih dulu mengalihkan pandangannya dengan ekspresi muak. Reinhard mengelap bibirnya yang berdarah dengan gerakan kasar. Sorot matanya semakin tajam dengan aura membunuh yang menguar ke mana-mana. “Berani-beraninya kamu melukaiku!” bentaknya menggelegar. Sebelum Ilona sempat memberi tanggapan, Reinhard langsung menarik dan membanting tubuhnya di atas ranjang. Tidak sakit memang, tetapi itu membuat kepala Ilona mendadak pening. Wanita itu berusaha bangkit, tetapi Reinhard lebih dulu menindih tubuhnya. “Diam
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-07
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status