Langkah kaki mereka menyusuri jalan setapak berbatu menuju markas GPBTTB. Malam semakin pekat, tetapi bayangan dari pendar pedang hijau milik Jit memberikan cukup penerangan untuk bergerak dengan hati-hati. Di sisi lain, Cucu melangkah dengan tenang, tubuh besarnya hampir tidak menimbulkan suara.Raka berjalan di samping Rimba, sesekali melirik sosok tinggi besar itu. “Kau dan sahabatmu, dari mana kalian berasal?” tanyanya tanpa mengalihkan pandangan dari jalanan gelap di depan.Rimba tersenyum tipis. “Jauh. Lebih jauh dari yang kau bayangkan.”Jut, yang berjalan di belakang mereka, menatap Cucu dengan gelisah. Sosok besar itu telah menunjukkan kekuatannya beberapa saat lalu. Meskipun dia tidak menyerang, keberadaannya masih mengundang ketegangan.“Kau berbicara seolah tempat itu bukan bagian dari dunia ini,” ujar Jit sambil mengayunkan pedangnya perlahan, memastikan cahaya hijau tetap menerangi langkah mereka.Rimba tidak segera menjawab. Dia hanya memandang ke depan, matanya menelis
Last Updated : 2025-06-11 Read more