Prang!Suara gelas jatuh terdengar kencang. Dewa terkesiap dan buru-buru masuk ke dalam kamar. Andini tengah berjongkok, berusaha membersihkan bekas pecahan gelas yang sudah tercecar di lantai.Dewa mendekatinya cepat. “Sayang, tidak usah! Biarkan Masmu ini yang membereskan,”Andini mendongak lalu mengangguk. “Maaf ya Mas, aku haus. Tapi pas aku pegang gelas mendadak tanganku licin. Rasanya perasaanku gak enak,”Dewa terdiam beberapa saat. “Sayang, kamu mimpi buruk?”Andini menggelengkan kepalanya pelan. “Enggak Mas. Aku gak mimpi buruk. Cuman aku keinget Naura. Gak tahu tiba-tiba inget dia,”Dewa lantas membereskan pecahan itu ke dalam kantong plastik. Dewa menghela nafas. Matanya sempat mendelik ke arah jarum jam di dinding. “Udah malem, Sayang. Kalau kamu kangen sama Naura, besok aku anterin ke rumahnya, mau?”Andini mengangguk dan tersenyum. “Janji ya, Mas. Aku kangen banget sama Nana. Pengen ketemu aja,”Dewa mengulurkan tangannya, mengusap kepala Andini dengan lembut. Kemudian
Last Updated : 2025-10-20 Read more