Hari itu Naura pulang bertugas dari rumah sakit ke rumah ke dua orang tuanya, tidak ke indekos. Ada hal penting yang ingin ia bicarakan dengan ibunya. Sesuatu hal yang teramat besar dan penting sekali.Di ruang keluarga, dr Neng Mas, ibunya, sedang melipat pakaian sembari menonton dracin. Begitu melihat putrinya datang, ia langsung berseru, “Eh, Neng Naura! Tumben pulang malem, teh. Dianterin siapa nih.”Naura menyalami ibunya, duduk di sampingnya, meraih bantal kecil lalu memeluknya erat. Pipinya merah, senyum malu-malu muncul di wajahnya. “Ibu…” suaranya pelan. Ada keraguan dalam tatapannya.Neng Mas melirik curiga. “Hm? Sok atuh, ngomong. Jangan diem wae, bikin Mami deg-degan.. Kalau tiba-tiba pulang tanpa kabar. Pasti lagi ada sesuatu,”Dr Neng Mas memicingkan matanya. Ia adalah seorang ibu dan tahu betul apa yang sedang dipikirkan putrinya. Namun ia mencoba menahan diri, membiarkan putrinya yang lebih dulu cerita. Ia akan menjadi pendengar setia.Naura menggigit bibir, lalu men
Terakhir Diperbarui : 2025-09-09 Baca selengkapnya