Aku duduk di tepi ranjang, pikiranku kacau meskipun hati ini terasa lega. Beban yang selama ini membebani pundakku, pengkhianatan Tiara, sandiwaranya dengan Alex, akhirnya terlepas di pesta tadi. Tujuh bulan aku menahan amarah, menelan luka setiap Tiara pulang larut atau berbohong soal “meeting.”Tapi malam ini, dengan foto, video, dan rekaman percakapan, aku hancurkan dunianya di depan tamu, wartawan, dan kamera TV. Namun, ini belum selesai. Alex, yang kupermalukan di depan umum, dia bukan orang sembarangan. Ancaman motor dan preman sebelumnya membuktikan dia berbahaya, dan sekarang, nyawaku mungkin menjadi taruhan balas dendamnya.Pintu kamar terbuka pelan, dan Mama Siska masuk bersama Nayla, membawa segelas air hangat. Wajah mereka masih muram, mata Nayla merah karena menangis, dan Mama Siska tampak lelah namun penuh kasih. Saat mata kami bertemu, mereka berlari memelukku erat, air mata Nayla membasahi bajuku.“Bang, ini mungkin tidak mudah untuk Abang, tapi aku tahu Abang pasti ku
Last Updated : 2025-05-14 Read more