Maudy terkulai lemas di lantai, tubuhnya terhuyung ke belakang. Darah segar mengalir deras dari punggungnya, membasahi lantai mengepulkan aroma anyir yang menusuk hidung. Seketika, suasana riuh rendah berubah hening. Suara tawa dan canda terhenti, digantikan oleh decak kaget dan bisikan panik. Mata mereka terbelalak, menatap Maudy yang terkapar tak berdaya. Sedang Jasmine terpaku di tempatnya. Tubuhnya terasa lemas, kakinya seperti tertanam di tanah, tak berdaya untuk bergerak. Pandangannya tertuju pada Maudy. Rasa sesak memenuhi dada, napasnya tersenggal-senggal. Ia ingin berteriak, ingin berlari menghampiri Maudy, namun tubuhnya terasa lumpuh. “MAUDYYY!!!” teriak Jasmine, suaranya bergetar hebat. “Maudy, bangun! Jangan buat kakak takut!” Air mata mengalir deras di pipi Jasmine, membasahi wajahnya yang pucat. Ia ingin sekali mengulurkan tangan, menyentuh Maudy, memastikan bahwa wanita itu masih tersadar. Namun, kakinya tetap terpaku di tempatnya, seolah-olah ada kekuatan tak t
Last Updated : 2025-05-10 Read more