Di meja makan, suasana tampak normal. Rayyan duduk di sebelah Lysandra, dengan Azzam dan Rahma di seberangnya. Obrolan ringan mengisi meja makan—tentang cucu tetangga, kabar sepupu di luar kota, hingga sayur asem buatan Rahma yang katanya makin enak. Rayyan menilai, ada saja cara papa mertuanya memuji sang istri.Ngomong-ngomong sebenarnya mereka belum mulai makan, karena masih ada yang ditunggu. Namun, Azzam sudah mencicipi sayur asam buatan istrinya. “Ini sambelnya buatan Mama dari tampilannya pasti enak banget, ga sabar pengin nyicipnya," ucap Rayyan sambil menatap sambal matah di hadapannya. "Tapi maaf nih, Ma, kayaknya sambel buatan Ly tetap masih nomor satu,” lanjut Rayyan, mencoba mencairkan suasana, kemudian melirik istrinya.Lysandra hanya menunduk sambil menyeruput air putih. Namun, ia tidak pergi. Tidak diam total. Ia tetap menanggapi, walau sekadarnya. Itu sudah cukup untuk menumbuhkan secuil harapan dalam hati Rayyan."Laki-laki di mana pun sama aja. Kalau muji pasti ada
Last Updated : 2025-05-27 Read more