Alya menahan napas sejenak. Ditatapnya wajah suaminya dengan sedikit bingung. Lalu tertawa sambil memukul pelan lengan sang suami. Membuat Kaivan nyengir "Bercandanya jangan aneh-aneh deh, Mas." Alya menimpali. "Siapa yang bercanda, aku serius." Kaivan menarik Alya yang masih berdiri untuk duduk. "Jangan aneh-aneh deh, Mas. Ingat umur. Malu sama cucu," lanjut Alya lagi. Kaivan menarik bibirnya membentur lengkungan. "Kamu masih cocok gendong bayi, Yang. Masih seksi dengan perut besar." Kaivan menatap kosong pada Alya, seolah-olah sedang melihat istrinya dari versi yang berbeda. "Mas pikir hamil di usia lanjut itu mudah? Laki sih enak, cuma lihat doang." Alya berlanjut mengomel. Dia melirik kesal pada sang suami. Bukannya marah, Kaivan tersenyum lagi. Itu adalah ekspresi Alya yang lama ia rindukan. Terlihat kesal, tetapi bukan dingin. "Ya udah, kalau kamu gak mau, gak apa-apa, Yang. Aku cuma mengutarakan keinginanku aja. Kalau kamu gak setuju, aku gak maksa," ucapnya lirih kemudia
Last Updated : 2025-07-31 Read more