Pagi itu kamar Lysandra makin sepi. Tak ada aroma maskulin ciri khas Rayyan yang menyambutnya setiap hari. "Tidak ada juga notifikasi pesan masuk dari sang suami." Layar ponsel Lysandra tetap kosong—seperti malam sebelumnya, seperti pagi kemarin. Ia menatap layar itu cukup lama. Bahkan tak sadar kalau jari-jarinya sudah mengetik, lalu menghapus kalimat-kalimat pendek. Lysandra memejamkan mata. “Fokus, Ly?” gumamnya pelan. "Sekarang belum saatnya." Akan tetapi, hatinya berkata lain. Tubuhnya saja yang di rumah, angannya memikirkan Rayyan yang sedang jauh di mata. Ia bangkit dari tempat tidur dan menuju kamar mandi. Setelah bersiap, ia turun ke dapur. Rahma tengah sibuk di meja makan, memotong buah. “Kamu gak sarapan, Ly?” tanya ibunya sambil menatap sepintas. “Sudah, tadi,” jawab Lysandra cepat, meski sebenarnya belum. Rahma mengangguk tipis. Dia menyerahkan kotak plastik kecil berisi dokumen yang sempat dibawa Rayyan beberapa hari lalu, ia berkata, “Kalau mau ke kantor
Last Updated : 2025-05-29 Read more