Hujan belum turun, tetapi langit sudah cukup suram untuk membuat siapa pun ingin pulang lebih cepat. Namun, tidak dengan Lysandra. Langkahnya berat ketika membuka pintu utamaa kediama keluarga Satria. Tangan dinginnya sedikit gemetar. Bukan karena cuaca dan suhu atmosfer yang tiba-tiba berubah, tetapi lebih karena hatinya yang terasa layu. Seumur hidup, ia tidak pernah sekecewa itu pada papanya.Kaivan yang tengah menggendong Tamara yang sedang tertawa-tawa karena digelitik, langsung menghentikan gerakannya saat melihat sang menantu.“Ly?” panggil Kaiva pelan.Kaivan mengikuti langkah Lysandra yang terburu-buru dengan ekor matanya. Wajah menantunya tampak murung. Jangankan menjawab panggilan papa mertua, menoleh saja tidak—seolah tidak mendengar.Lysandra hanya berjalan cepat melewati ruang tengah, melewati Kaivan dan Tamara tanpa sepatah kata pun, lalu mulai meniti tangga. “Ly, ada apa? Hei—” Kaivan bersuara lagi, kali ini nada suaranya lebih tinggi. Namun, Lysandra seolah sedang
Last Updated : 2025-06-24 Read more