Pena yang Tidak TergenggamAngin bergolak seperti pusaran tinta yang melawan arah tulisan. Di tengah ruang narasi yang terbelah antara kata yang retak dan kemungkinan yang lahir, pena itu melayang tidak menyala, tidak redup, hanya... ada. Menggantung di antara waktu yang belum pasti dan alur yang belum ditentukan.Ustadz Faris melangkah paling dulu, bukan dengan keberanian, tapi dengan pengertian yang tak lagi menggantungkan makna pada kata-kata yang diwariskan. Di belakangnya, Lena dan Kai menggenggam satu sama lain, dan Kapten Arya sudah menyiapkan langkahnya, seolah tak takut lagi menjadi bayangan pembaca.Tapi begitu Ustadz Faris mendekati pena itu, ruang narasi berubah.Bumi runtuh ke bawah, langit merekah ke atas, dan semua kalimat yang pernah ditulis mulai berdengung dalam suara yang melilit satu sama lain. Kalimat dari bab satu, bab dua, kalimat dari masa kecil Kai, dari kesunyian Lena, dari keteguhan Arya, dari pertanyaan yang tak pernah dijawab.Dan kemudian terdengar suara.
Terakhir Diperbarui : 2025-06-24 Baca selengkapnya