Home / Thriller / Samaran Terakhir / Kabanata 61 - Kabanata 66

Lahat ng Kabanata ng Samaran Terakhir: Kabanata 61 - Kabanata 66

66 Kabanata

BAYANGAN DI BALIK KABUT

LOKASI: DI DALAM GEDUNG TUA - LORONG TAK BERUJUNGSTATUS WAKTU: Tak TerukurLangkah mereka bergema di lorong yang terasa semakin menyempit. Dinding-dinding bata di sekeliling mereka berdetak pelan, seakan jantung dari makhluk hidup raksasa yang terbangun dari tidur panjangnya. Setiap langkah adalah perjudian, seolah lantai kayu tua di bawah kaki mereka bisa runtuh kapan saja, menelan mereka ke dalam kegelapan tanpa akhir."Adrian... perhatikan ini," bisik Elena, menunjuk ke dinding di sebelahnya. Pada bata yang berlumut itu, terukir simbol-simbol kuno yang terus berdenyut dengan cahaya merah samar, seolah tinta dari darah segar. Bentuknya seperti mata yang mengintip, terus mengikuti setiap gerakan mereka. "Ini bukan hanya labirin biasa. Ini lebih seperti... jebakan yang hidup."Adrian memperhatikan simbol itu dengan alis berkerut. Ia mendekat, jari-jarinya hampir menyentuh permukaan dingin batu itu ketika tiba-tiba simbol tersebut bergetar, seakan merespons kehadiran mereka. Dalam sek
last updateHuling Na-update : 2025-05-07
Magbasa pa

SIMBOL-SIMBOL TERSEMBUNYI

LOKASI: DIMENSI BAYANGAN - RUANGAN TAK BERTANGGASTATUS WAKTU: Tidak TerukurSaat tubuh mereka menghantam lantai keras, Elena dan Adrian terlempar ke dalam ruangan baru yang lebih aneh dari sebelumnya. Lantainya terbuat dari kaca hitam berkilau, seolah setiap langkah mereka bisa memecahkan permukaan dan menjatuhkan mereka ke dalam kehampaan di bawahnya. Dinding-dinding di sekeliling mereka bergerak perlahan, memutar, menciptakan pola-pola yang berubah setiap beberapa detik, seolah-olah ruangan itu sendiri sedang berpikir.Adrian bangkit dengan susah payah, menggenggam lengannya yang terasa nyeri. Elena di sampingnya terbatuk pelan, mencoba menstabilkan napasnya. Udara di ruangan ini lebih dingin, berbau logam dan sesuatu yang membusuk."Di mana kita sekarang?" Elena bergumam, matanya berkeliling, mencoba memahami lingkungan baru ini. "Apa ini semacam... ilusi lagi?"Adrian menatap lantai kaca di bawah kakinya. Di bawahnya, dia melihat bayangan-bayangan bergerak, sosok-sosok yang tampa
last updateHuling Na-update : 2025-05-07
Magbasa pa

JEJAK DALAM BAYANGAN

LOKASI: DIMENSI BAYANGAN - KORIDOR YANG BERUBAHSTATUS WAKTU: Tidak TerukurAdrian berdiri di tengah lantai kaca yang kini mulai merekah, serpihan-serpihan kaca berputar di sekelilingnya, seperti serpihan mimpi yang pecah. Elena telah menghilang ke dalam kegelapan, dan seolah untuk menambah rasa teror, dinding-dinding di sekelilingnya mulai menutup, merapat, dan berputar, menciptakan koridor baru yang tidak pernah ada sebelumnya."Elena!" Adrian berteriak lagi, namun hanya gema suaranya yang menjawab, terpantul dari setiap permukaan kaca yang kini berubah menjadi cermin, memantulkan wajahnya dari berbagai sudut. Tapi sesuatu terasa salah bayangannya di cermin itu tidak bergerak seperti dirinya. Mereka berdiri diam, menatapnya dengan mata kosong, senyum tipis yang mengerikan terukir di bibir mereka."Ini... jebakan lain," gumamnya, mencoba mengendalikan napasnya yang memburu. Ia tahu, di tempat seperti ini, rasa takut adalah musuh yang paling berbahaya.Ia melangkah mundur, namun bayan
last updateHuling Na-update : 2025-05-07
Magbasa pa

WAKTU YANG TERHILANG

LOKASI: DIMENSI BAYANGAN - AULA WAKTU TERHENTISTATUS WAKTU: Tidak TerukurAdrian melangkah semakin dalam ke lorong tanpa bayangan, merasakan setiap detik seolah membekukan darahnya. Udara di sekitarnya mulai berubah, lebih berat, lebih pekat, seolah menghirup napas dari sesuatu yang hampir mati namun masih bernafas dengan susah payah. Ketika akhirnya ia mencapai ujung lorong, ruangan besar terbuka di hadapannya.Ia berdiri di tengah aula megah yang penuh dengan jam-jam antik, masing-masing berdenting pelan, namun jarumnya tidak bergerak. Lantai marmer di bawahnya retak, memantulkan bayangan-bayangannya sendiri dalam pola yang aneh. Di atasnya, sebuah jam raksasa tergantung, jarumnya terhenti pada angka 11:59, seolah waktu di tempat ini tak pernah mencapai tengah malam."Apa ini...?" bisiknya, mendekati salah satu jam di sisi dinding. Ia memperhatikan dengan saksama, melihat bahwa kaca jam itu bergetar pelan, seakan mencoba berbicara padanya.Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar da
last updateHuling Na-update : 2025-05-07
Magbasa pa

JEJAK TANPA NAMA

LOKASI: DIMENSI BAYANGAN - LABIRIN MEMORISTATUS WAKTU: Tidak TerukurAdrian melangkah ke dalam lorong yang baru saja terbuka, napasnya masih berat, tubuhnya terasa semakin dingin. Lorong ini berbeda dari yang lain. Dinding-dindingnya terbuat dari batu kasar, berlumut, dan berdenyut pelan seolah memiliki nadi sendiri. Cahaya redup dari lentera yang tergantung di sepanjang lorong itu berkelap-kelip, seolah menyadari kehadirannya."Dimensi ini... semakin aneh," gumamnya, mencoba tetap fokus meski pikirannya mulai dihantui oleh bayangan gadis yang baru saja ia temui. Siapa dia sebenarnya? Mengapa dia begitu mengenal tempat ini?Setiap langkah yang Adrian ambil menggema, seakan dinding-dinding labirin ini berbisik satu sama lain, menceritakan kisah yang tak pernah berakhir. Ia berhenti di sebuah persimpangan, tiga jalan bercabang di hadapannya, masing-masing menuju ke kegelapan yang sama pekatnya.Di dinding di depannya, ukiran samar muncul, berkilau dalam cahaya lentera:"HANYA YANG TIDA
last updateHuling Na-update : 2025-05-07
Magbasa pa

BAYANGAN MASA LALU

LOKASI: DIMENSI BAYANGAN - RUANG MEMORI TERLUPAKANSTATUS WAKTU: Tidak TerukurAdrian terbangun dengan napas terengah-engah, tubuhnya tergeletak di atas lantai batu yang dingin. Lorong yang penuh dengan bayangan kini hilang, digantikan oleh ruang besar dengan dinding berlapis cermin retak, masing-masing memantulkan bayangannya dalam bentuk yang terdistorsi.Ia mencoba mengingat bagaimana ia sampai di tempat ini, tapi pikirannya terasa kabur, seolah ingatan-ingatan itu terhapus seiring dengan langkahnya yang semakin dalam ke dalam dimensi ini."Di mana aku..." gumamnya, meraba pelipisnya yang terasa nyeri. Di sekelilingnya, cermin-cermin itu berderak pelan, suara retakannya seperti bisikan yang tak henti-hentinya mengganggu pikirannya.Di salah satu cermin, bayangannya muncul, namun kali ini berbeda. Bukan hanya sosoknya yang terlihat, tetapi juga kenangan yang lama terkubur dalam pikirannya. Ia melihat dirinya yang lebih muda, berlari di tengah hutan, berteriak ketakutan, dengan mata
last updateHuling Na-update : 2025-05-07
Magbasa pa
PREV
1234567
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status