All Chapters of Surga Semalam: Chapter 321 - Chapter 330

"Kami juga menciumnya. Saya sudah bekerja di sini begitu lama, tapi saya belum pernah melihat CEO datang sendiri ke ruangan sekretaris.""Ya. Dan CEO sok akan nanya tentang apa yang kita bicarakan.""Selain itu, dia menggunakan nada yang agak menyayangi Windy.""Ya. Dan aku melihat bekas cupang di leher Windy. Apakah?""Nampaknya gitu. Nampaknya itu buatan CEO.""Nampaknya CEO menyukai Windy. Iya kan?""Diam! Omong kosong apa yang kalian bicarakan? CEO tidak menyukai orang seperti Windy!" Bess tiba-tiba masuk ke kantor sekretaris.Semua orang di kantor sekretaris tercengang. Mereka semua mencium aroma cinta segitiga.Semua mengira kalau sebelum Windy datang, Bess adalah orang yang paling mungkin melakukan affair dengan CEO. Bahkan ada desas-desus bahwa CEO mungkin akan menaiki tangga sosialnya Bess dan Bess akhirnya akan menikahi CEO.Bess menekan kemarahan di dalam hatinya dan memandang semua orang. "Kalian masih belum tahu, kan? Ayah Windy adalah seorang pembunuh. Apakah kalian tida

Julia melihat kebingungan Windy itu. Kemudian dia mendapatkan ide."Oke, ini, Bu, ini adalah rumah yang Julia dapatkan untukmu!" Julia mengeluarkan sebuah kunci dari perut boneka itu dan meletakkannya dengan kuat di tangan Windy.Windy tertegun sejenak. "Julia, dari mana kamu mengambilnya? Aku sudah mengajarimu untuk tidak mengambil barang sembarangan. Kamu harus mengembalikannya besok. Pemiliknya akan cemas."Julia tergagap. Dia marah. Dia telah berhasil mendapatkan sebuah rumah besar, tapi mengapa ibunya tidak memujinya?Dia menatap kakak laki-lakinya untuk meminta bantuan.Julian membela adiknya. "Ini milik ayah. Dia mengatakan bahwa kita boleh menggunakannya jika kita membutuhkan tempat tinggal, tapi dia takut ibu akan menolaknya. Jadi, dia menitipkannya pada Julia. Ibu, kita kan hanya akan tinggal beberapa malam saja. Kita tidak perlu memberi tahu ayah, ibu!"Windy mengangguk dan membatin. 'Jadi itu rumahnya Fandy? Orang itu sangat perhatian. Sebenarnya, dia masih bisa tinggal di

Mata Windy membesar saat melihat Tony di depan sana.Belum waktunya bagi Tony untuk mengetahui keberadaannya di acara modeling ini, karena itu, Windy segera berjalan ke arah lain.Di bawah pengawalan staf, Windy memasuki belakang panggung dan mulai merias wajahnya.Sekarang, ada penata rias khusus untuk membantu mereka merias wajah."Halo, Senior, ini adalah oleh-oleh khas dari kampung halaman saya. Saya membawanya hanya untuk Anda. Saya harap Anda tidak keberatan."Seorang gadis yang tampak manis mempersembahkan beberapa makanan khas setempat kepada penata rias.Windy teringat akan peringatan Tony bahwa transaksi curang tidak diperbolehkan dalam kompetisi, tetapi ada orang yang suka memainkan trik kotor."Nama saya Tian Kirei. Senang bertemu dengan kalian semua." Tian Kirei memiliki penampilan yang polos dan naif. Dia melanjutkan untuk membagikan makanan khas setempat kepada para kontestan untuk mendapatkan dukungan mereka.Windy berpikir sejenak dan memutuskan untuk pergi ke kantor

Melihat suasana hatinya Margareth mulai membaik. Tony mencoba membujuknya lagi. "Bibi, apa kamu benar-benar menyukai wanita sombong itu, Jennifer itu? Dia sama sekali tidak cocok untuk Sepupu, bibi."Menurut Tony, sebenarnya, bibinya bukanlah orang yang jahat. Hanya saja bibinya ini, suka melakukan segala sesuatunya dengan caranya sendiri dan mudah dituntun oleh hidungnya. Atau oleh orang yang suka bermanis muka di hadapannya."Apakah aku yang akan memilih menantu perempuanku atau kamu yang akan memilih menantu perempuanku? Apakah itu perlu persetujuanmu?" Mata Margareth membesar ke arah Tony.Dia tidak suka diatur-atur orang lain. Apalagi kalau itu menyangkut Kevin.Tony terdiam dan membatin. 'Terserah lah, bi. Bagaimanapun, sepupuku tidak akan pernah mau menikahi wanita seperti Jennifer. Bibi akan tahu ketika waktunya tepat, bahwa usahanya tidak ada gunanya.'Tony mendekati Kevin dan berkata, "aku pinjam mobilmu. Aku cuma akan putar-putar kompleks."Kevin mendelik ke arah Tony. "In

"Kenapa kamu di sini? Apakah Lius yang menyuruhmu ke sini?" Kevin bertanya sambil menatap bibir mungil Windy.Windy meronta. "Lepaskan aku!"Tapi, efek mabuk Kevin membuat Kevin tertidur lagi.'Tidak, Kevin tidak boleh memeluknya untuk tidur. Dia harus pergi bersama anak-anak.' Windy berjuang untuk melepaskan diri dari tindihan yang dilakukan Kevin."Lepaskan aku!""Katakan lagi atau aku akan memelukmu," kata Kevin dengan mata masih terpejam.Windy terdiam, tidak berani bergerak.Kevin sedang mabuk dan benar-benar kehilangan akal sehatnya. Dia benar-benar lupa bahwa Windy sedang mengalami menstruasi.**Matahari pagi menyinari ruangan itu. Dengan mata masih terpejam, Kevin seperti biasa, memiliki kebiasaan untuk meraih ponselnya.Karena dia mabuk semalam, kepalanya berdenyut-denyut. Namun, tangannya bersentuhan dengan tubuh lembut seseorang, dia segera membuka matanya.Ternyata Windy tertidur lelap dalam pelukannya. Dia tertegun sejenak. Dia menyipitkan matanya dan melihat sekeliling.