"Hmmm, apa yang dibicarakan Jovian dan Rigen, ya?" gumamku penasaran, karena semenjak pembicaraan siang itu, aku merasa Rigen sedikit menjauh. Bukan menjauh, sih. Lebih tepatnya seperti membatasi diri. Rigen yang biasanya menyempatkan diri ke kamarku, kini selalu sibuk di kamarnya. Aku merasa jarak di antara kami yang awalnya sudah sedikit tertutup, kini terbuka lagi. "Hahh, aku bosan." Berguling-guling di kasur, aku menghela napas panjang. Aku sudah mencoba semua hadiah mahal dari Rigen, tapi karena tak pernah keluar rumah, apa gunanya semua gaun mewah dan perhiasan mahal itu? Tak ada pesta yang bisa kuhadiri untuk memamerkan pemberian Rigen. Aku mengintip kamar Rigen yang hari ini, lagi-lagi tertutup, membuat kami terasa asing. "Aku ingin bicara dan ngobrol dengannya. Tapi, pembahasan apa?" Baru kusadari, aku sebenarnya tak tahu banyak hal tentang pria yang kini menjadi suamiku itu. "Hmm, tapi tidak ada salahnya aku maju lebih dulu, kan? Aku sangat bosan."
Last Updated : 2025-05-16 Read more