Semua Bab Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan: Bab 241 - Bab 250

“Kalian mengusulkan untuk meminta bantuan dua professor ini tetapi tidak tau cara menghubungi mereka?” Marcel menatap dua dokter ahli di depannya.“Kami berpikir anda memiliki banyak kenalan di penjuru dunia. Siapa tau ada yang bisa menghubungkan anda dengan peneliti-peneliti canggih ini.”Marcel menggeleng mendengar pernyataan salah satu dokter. Ia lalu melirik Tamara yang juga menggeleng lemah.“Kami memang memiliki pertemanan luas dengan sejumlah selebriti dunia, tetapi tidak pernah ada dari mereka yang memiliki profesi peneliti.” Marcel mendesah. “Apa kalian sesama dokter juga tidak bisa memiliki akses?”“Kami sudah mencoba email ke badan penelitian pusat.”“Sudah mendapat balasan?”Dokter memperlihatkan email yang ia kirim ke badan penelitian. Marcel membaca balasan bahwa pertemuan dengan peneliti-peneliti senior harus melalui prosedur ketat dan saat ini mereka masuk dalam daftar antrian.“Kabarnya antrian tersebut bisa berbulan-bulan baru direspon.”Marcel menghela napas panjang

“Wow! Kamu adik iparnya Lano?” Terkejut, Clark bertanya dengan kedua alis terangkat tinggi.Selesai acara seminar, akhirnya Rendra mengajak Clark duduk-duduk di kafe hotel. Di sana ia menceritakan tentang hubungannya dengan Lano.“Surprisingly, yes.” Rendra mengangguk.Clark mengangguk-angguk. Untuk lebih menyakinkan, Rendra menunjukkan foto-foto keluarga bersama Lano.“Akh yaa ... aku pernah dengar berita, istri Lano melahirkan anak kembar, ya.” Clark berkomentar saat melihat Rendra dan Lano menggendong bayi kembar.“Iya, betul. Makanya istriku menemani kakaknya.”“Lalu, bantuan apa yang kamu perlukan?”Rendra berpikir sejenak. Memilah cerita mana yang lebih dulu harus ia angkat. Hingga akhirnya mengalir juga bagaimana keadaan Dylan akhir-akhir ini.Wajah Clark terlihat serius. Sesekali, kepalanya mengangguk-angguk mengerti. Lalu, setelah Rendra selesai bercerita, ia mengembuskan napas panjang.“Sayang sekali. Mommy Flo dan Daddy Don sebenarnya sudah tidak lagi bekerja sebagai penemu

"Kenapa? Gimana?" Lagi-lagi, Marcel dengan penasaran bertanya.Dylan baru saja menutup pembicaraan di telepon. Lalu, memgembalikan alat komunikasi itu pada Marcel."Kita harus bersiap. Maksimal dalam dua hari akan ada kabar."Antara lega dan bingung. Mereka mengangguk bersamaan.Akhirnya, Marcel, Tamara dan Rere benar-benar pergi bekerja. Vina bersandar di dada Dylan.Tangan Dylan mengusap rambut Vina dan sesekali menciuminya."Apa aku berlebihan jika memintamu terus menemaniku saat proses pengobatan?" Dylan meletakkan dagunya di puncak kepala Vina."Aku memang berniat menemanimu.""Clara dan si kembar?""Kamu lebih membutuhkanku dibanding mereka saat ini."Dylan tersenyum. "Aku beruntung sekali."Vina mendongak lalu menatap sang suami. "Apa kita harus packing sekarang?""Oh ya, Tuhan." Dylan menepuk dahinya."Kenapa lagi?" Vina bangun dari dada Dylan saking terkejutnya."Aku harus mengabari tim dokter. Mereka harus menyiapkan semua berkas kesehatanku dan memilih salah satu wakil yang

Dengan nada bercanda, Vina membalas, “Iya. Aku bosan mendengarmu minta maaf. Padahal bukan kamu yang salah.”“Aku minta maaf karena menambah beban pikiranmu, Chagiya. Harus aku akui, aku sangat butuh kamu mendampingiku. Mungkin egois karena memintamu begitu di saat kita sudah memiliki anak-anak.” Dylan mendesah panjang.Vina menatap wajah sendu sang suami. Bibirnya tersenyum sambil mengusap wajah Dylan.“Aku pernah sendirian tanpa kamu, Sayang. Dan aku tidak mau mengulanginya lagi. Jadi, aku akan mendampingimu.”“Tapi .... “Dylan menjeda kalimatnya. “Tolong jangan korbankan dirimu sendiri. Jangan jadi terlalu mandiri dan kuat. Mengeluhlah padaku jika kamu sedang merasa kesusahan.”Dylan lalu menghela napas panjang. "Kamu bahkan mulai tidak memperhatikan dan merawat diri sendiri."Spontan, Vina memeluk Dylan. Ia merebahkan kepalanya di dada sang suami hingga terdengar detak jantung yang menenangkannya. Tak terasa air matanya telah membasahi kemeja Dylan.“Berjanjilah, Chagiya. Jangan k

Makan malam hari ini tampak meriah. Tamara dan Marcel juga datang karena secara khusus ingin bertemu Rendra dan mengucapkan terima kasih.Semua tergelak mendengar cerita Rendra bagaimana cara ia mendekati Clark dan akhirnya bisa menceritakan kasus Dylan. Bahkan tanpa malu memperlihatkan video lengkap penampilannya yang membuat tim-nya menang.“Ternyata kamu luwes juga.” Tamara terkekeh mengomentari video tersebut.“Video ini lebih bagus dari yang Rere posting lho,” ucap Marcel.“Nggak boleh posting yang lengkap, Kak Marcel. Malu katanya.” Rere mencebik.Rendra menoleh ke samping dan menatap Dylan. “Kamu hebat, ya. Bisa dance sambil nyanyi beberapa lagu kalau di panggung. Ya ampun, aku baru begitu aja paginya pegal-pegal.”Ucapan Rendra membuat semua kembali tergelak. Marcel mengungkapkan bagaimana adiknya menjalani latihan ketat setiap hari untuk vokal dan koreografi-nya.Tamara menambahkan bahwa sebenarnya Dylan hanya jago bernyanyi. Tetapi karena trend sekarang, penyanyi harus memil