Langit cerah mengubah bangunan-bangunan kolonial menjadi siluet berwarna emas. Hiriety berjalan di samping Marco, mengenakan dress hitam yang mengalun lembut di kakinya, rambutnya dikuncir rendah, dan sandal kulit tipis menghias langkahnya. Kota tua hidup dengan irama latin: musik, tawa, dan aroma rempah dari kafe-kafe kecil di pinggir jalan.Marco menyelipkan tangannya ke jemari Hiriety, menggenggam erat, terlalu erat. Dia diam, tatapannya menyapu sekitar, tapi bukan dengan kekaguman seperti wisatawan. Tatapan Marco seperti pelindung yang berjaga—dan sebentar lagi, seperti pemangsa.Hiriety menoleh, tersenyum kecil. “Kau bisa sedikit santai, tahu? Kita sedang liburan.”Marco hanya mengangguk, tapi dagunya terangkat sedikit saat sekelompok pemuda lokal di seberang jalan bersiul kecil dan memandangi Hiriety tanpa malu-malu.“Princesa... bonita!” seru salah satu dari mereka, matanya melekat pada tubuh Hiriety seperti sedang men
Terakhir Diperbarui : 2025-07-10 Baca selengkapnya