Aura mengalihkan pandangannya dan menyingkirkan segala pikiran kacau yang memenuhi benaknya. Dia duduk di depan Parviz, lalu tersenyum dan menjawab, "Jose sedang ada urusan, semalam dia langsung kembali ke Jakoro. Sudah susah payah datang ke sini, jadi aku mau tinggal di sini lebih lama untuk menemani Kakek.Mendengar perkataan itu, Parviz tersenyum dengan cerah karena senang. Namun, tak lama kemudian, dia menggelengkan kepalanya. "Kakek senang kamu punya niat baik seperti ini. Tapi, kamu dan Jose sudah nggak muda lagi, bukankah kalian seharusnya mulai memikirkan soal anak?"Aura langsung terdiam. Dia benar-benar tidak menyangka orang pertama yang akan mendesaknya soal anak justru adalah kakeknya sendiri. Dia berdeham, lalu berkata dengan pipi yang agak memerah, "Kakek, kita nggak terburu-buru soal hal ini."Mendengar jawaban itu, Parviz agak emosi. "Kenapa nggak terburu-buru? Kakek sudah nggak punya waktu lama lagi untuk melihat cicit."Saat mengatakan itu, Parviz menghela napas dan m
Baca selengkapnya