Library

Search

Home / Romansa / Menjadi Tawanan CEO Dingin / Chapter 931 - Chapter 940

All Chapters of Menjadi Tawanan CEO Dingin: Chapter 931 - Chapter 940

1018 Chapters

Bab 931

"Katakan, apa dia sudah melakukan sesuatu padamu?" Jose menatap Aura dengan dingin dan tajam. Tatapan itu seperti binatang buas yang siap menerkam.Aura terdiam sejenak, lalu menggigit bibirnya. Dia seolah-olah teringat sesuatu, lalu tiba-tiba mengangkat tangan dan melingkarkan lengannya di leher Jose. "Hmm, kalau dia memang sudah melakukan sesuatu padaku, kamu mau gimana? Mau cerai denganku?"Dia mengangkat alis, menatap Jose dengan senyuman samar di bibir merahnya.Jose menunduk, matanya semakin gelap setelah mendengar ucapan itu. "Cerai?" Jose tertawa dingin. "Kamu memang sudah nggak waras."Dia mencubit pinggang Aura dengan keras. "Dasar pembohong."Mobil sudah berhenti di depan gedung. Sopir di depan mematikan mesin. Jose mungkin benar-benar marah, karena dia langsung membuka pintu dan turun dari mobil lebih dulu.Aura belum sempat bergerak ketika Jose kembali. Pria itu langsung membungkuk dan mengangkatnya keluar dari mobil."Ah!" Aura menjerit kaget, merasa dunia berputar. Detik

Bab 932

Begitu mendengar itu, gerakan Jose terhenti sejenak. Akhirnya dia bangkit dari tubuh Aura. Aura bisa melihat jelas kekesalan di wajah Jose karena diganggu.Dia berdeham pelan, lalu berkata pada Jose, "Turun dulu, ibumu datang mencarimu. Pasti ada hal penting."Jose tidak menyatakan setuju atau tidak, hanya merapikan pakaian di tubuh yang agak berantakan. Kemudian, dia berkata kepada Aura, "Tetap di sini, jangan ke mana-mana."Aura menuruti dengan manis. "Aku tahu."Sikapnya memang tampak patuh. Jose menyipitkan matanya menatapnya. Aura memang pandai berpura-pura manis dan justru tampilan manis itu yang membuat orang tak tega mencurigainya.Jose mengernyit sambil meliriknya, lalu berkata sebelum pergi, "Sebaiknya kamu tahu diri."Kata-kata itu terdengar seperti tidak percaya padanya. Aura menekan bibirnya dengan tidak puas. Dia ingin berkata sesuatu, tetapi Jose sudah berbalik melangkah pergi.Jose menuruni tangga dengan langkah besar, Begitu sampai di bawah tangga, dia langsung melihat

Bab 933

Riana melihat Jose yang keras kepala. Amarahnya semakin tak tertahankan. Namun, kata-kata Jose juga membuatnya agak terkejut.Dia melangkah maju, mengangkat tangannya, ingin menampar Jose. Namun, Jose berdiri di sana tanpa bergerak. Mata tajamnya menatap Riana tanpa berkedip. Tangan Riana pun berhenti di udara."Jose, kamu sudah gila." Riana marah bukan main, tetapi akhirnya menurunkan tangannya. Dia menatap Jose dengan agak kecewa. "Kamu rela semua ini direbut oleh kakekmu? Padahal kamu sudah berusaha begitu lama, tapi sekarang semuanya lenyap."Riana seperti balon yang kehabisan udara. Dia langsung terduduk dengan lemas di sofa.Wajah Jose tidak menunjukkan banyak ekspresi. "Tenang saja, yang aku berikan cuma sahamku di Alatas Heir, bagianmu nggak tersentuh. Kamu tetap Nyonya Kedua Keluarga Alatas."Mendengar itu, Riana menatap Jose. Setelah terdiam sejenak, dia berkata, "Kalau kamu nggak mau berjuang, bukan berarti aku akan menyerah."Dia menoleh ke arah lantai atas. Aura refleks me

Bab 934

Begitu berkata, Jose kembali menindih Aura di atas tempat tidur.Di luar jendela, sinar matahari bersinar terang. Cahaya itu membuat suasana di dalam kamar yang sudah penuh dengan keintiman, kini bertambah hangat oleh sinar mentari.Dalam hal itu, tuntutan Jose selalu tinggi seperti biasa. Aura tidak tahu berapa kali dirinya dibuat kewalahan. Yang jelas, ketika dia terbangun, Jose sudah tidak ada di sisinya.Dia memijat pelipisnya yang agak sakit dan berusaha bangkit dari tempat tidur. Namun, dia hampir saja tidak kuat dan nyaris jatuh kembali ke atas kasur.Dalam hati, dia tak tahan untuk memaki Jose. Kelihatannya memang serius dan kaku, tetapi siapa sangka di ranjang sama sekali tidak tahu memberi ampun. Benar-benar seperti ingin menguras habis tenaga orang.Aura pun bangkit. Baru saja telapak kakinya yang putih halus menyentuh lantai, suara Jose terdengar dari arah kamar mandi."Ya, lakukan seperti yang sudah kukatakan sebelumnya. Mulai hari ini, lakukan serangan penuh terhadap Alat

Bab 935

Di pesawat pribadi, Aura menoleh ke samping, menatap Jose yang sedang mengetik di depan layar laptop."Sebetulnya kalau kamu sibuk, kamu nggak perlu repot-repot ikut aku pergi." Mendengar itu, gerakan tangan Jose berhenti. Jari-jari panjangnya yang tegas menutup laptop di depannya."Kamu marah karena nggak temani kamu?"Jose menoleh dan menatapnya. "Kamu marah karena aku nggak temani kamu?"Aura sungguh kehabisan kata-kata. Dia merasa Jose benar-benar ahli dalam menafsirkan ulang maksud orang lain. Padahal kalimatnya sangat biasa, tetapi setiap kali keluar dari mulutnya, artinya selalu berubah.Jose menaikkan sedikit alisnya. "Oh ya? Aku kira kamu merasa masih belum cukup."Ucapan Jose membuat wajah Aura langsung memanas. Otaknya seketika teringat pada hal gila yang mereka lakukan di vila.Dia melotot ke arah Jose dengan kesal, lalu cepat-cepat mengalihkan topik. "Capek banget, aku tidur dulu."Di dalam kabin pesawat memang ada tempat tidur. Begitu Aura berbaring, tubuh hangat pria itu

Bab 936

"Hadiah kecil?"Aura menatap deretan mobil di belakang mereka, tiba-tiba merasa kata hadiah kecil itu sepertinya punya makna baru.Karena keberangkatan mereka diputuskan secara mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya, ketika Aura dan Jose tiba di depan rumah Keluarga Kusuma, tidak ada seorang pun yang tahu bahwa mereka akan datang.Di depan gerbang hanya ada penjaga keamanan seperti biasa. Namun, begitu Aura turun dari mobil, para penjaga langsung menunjukkan ekspresi terkejut bercampur gembira."Nona Aura sudah pulang! Cepat, cepat beri tahu Tuan Parviz!"Begitu mendengar ucapan itu, hati Aura mendadak terasa sedikit perih. Dari nada suara para penjaga saja sudah bisa ditebak, selama ini kakeknya pasti sangat mengkhawatirkannya.Dia menggigit bibir, menoleh ke arah Jose. Ketika dia hendak berbicara, belasan mobil hitam di belakang mereka berhenti serentak di depan rumah Keluarga Kusuma.Dari mobil-mobil itu turun sekelompok pria bersetelan jas hitam. Tanpa kecuali, masing-masing memba

Bab 937

Begitu melihat Aura, mata Parviz yang biasanya selalu tegas dan berwibawa tampak sedikit basah.Hati Aura langsung terasa getir. Dia buru-buru melangkah maju dan memegang lengan kakeknya. "Kakek ... maaf, aku sudah bikin Kakek khawatir."Parviz hanya tersenyum tipis. "Yang penting kamu sudah pulang sekarang."Parviz yang menguasai dunia bisnis seumur hidupnya dan selalu bersikap tegas, kini di depan Aura hanyalah seorang kakek biasa yang cemas pada cucunya.Rasa bersalah di hati Aura semakin dalam. Dia menunduk sedikit, menghapus air mata yang mulai menggenang di sudut matanya.Baru saja teringat bahwa Jose masih berdiri di sampingnya, Aura segera memperkenalkan, "Kakek, ini Jose. Kakek pernah lihat dia sebelumnya ....""Masuk dulu," sela Parviz dengan nada datar tanpa menoleh sedikit pun ke arah Jose.Dia langsung menggandeng Aura dan berbalik masuk ke rumah. Sikapnya jelas menunjukkan bahwa dia tidak berniat memedulikan Jose.Jose hanya menaikkan alis sedikit. Bibirnya yang biasanya

Bab 938

Jose malah tetap tampil dengan sikap angkuh yang khas. Aura sama sekali tidak khawatir lagi.Jose tersenyum tipis. "Ini memang salahku."Begitu Jose berkata, Parviz tampak terkejut sejenak. Orang-orang selalu berkata Jose sombong dan tak menganggap orang lain, tetapi hari ini di hadapannya dia dengan mudah mengakui kesalahan. Hal itu bertentangan dengan gosip yang beredar.Parviz menunduk, menatap buih teh di dalam cangkir. "Kalau begitu, katakanlah kesalahanmu di mana."Jose mendengarkan dengan tenang, lalu tersenyum. "Karena aku terlalu tergesa-gesa. Aura adalah gadis yang sangat Istimewa. Kalau aku nggak cepat, pasti ada yang merebutnya duluan."Parviz tersenyum dingin. "Pintar sekali kamu cari alasan."Dari nada Parviz, Jose tahu pria tua ini tidak benar-benar menyalahkannya. Dia lantas mengangkat tangan dan memanggil dari luar, "Silakan masuk."Belasan orang pun masuk satu per satu. Pepatah mengatakan, orang tidak akan marah kalau kita bersikap sopan. Melihat barang-barang yang di

Bab 939

Jose lalu menoleh pada Parviz. "Kakek tenang saja."Begitu ucapan itu dilontarkan, Parviz tiba-tiba menutup mulutnya dan batuk beberapa kali.Suhar segera melangkah maju. "Tuan, waktunya minum obat."Tak lama kemudian, seorang pelayan membawa semangkuk ramuan hitam pekat. Aura melihat sekilas. Hatinya langsung terasa getir.Dia baru saja hendak mengambil mangkuk itu sendiri untuk membantu Parviz minum obat, tetapi Parviz melambaikan tangannya."Sudahlah, hari sudah malam. Kalian berdua kembali ke kamar untuk istirahat dulu. Nanti saat makan malam, aku akan suruh orang memanggil kalian."Aura berhenti melangkah, menoleh sekilas pada Parviz. Akhirnya, dia hanya mengangguk pelan. "Kalau begitu, kami pamit dulu."Parviz yang tampak lemah hanya melambaikan tangannya. Saat Aura ingin berkata sesuatu lagi, tangannya sudah lebih dulu diselimuti oleh genggaman hangat. Jose menariknya keluar dari ruang tamu."Kayaknya Kakek ...." Begitu mereka keluar dari halaman Parviz, Aura baru membuka mulut.

Bab 940

Yanti mendengus dingin. "Jose, kamu kira kamu masih Jose yang dulu? Sekarang kamu cuma anjing yang kehilangan rumah."Di ruang makan ada banyak orang, tetapi untungnya cukup luas. Yanti menekan suaranya, jadi tidak banyak yang mendengar. Hanya beberapa orang yang berdiri di dekat sana saja yang mendengarnya.Ekspresi Jose tetap datar tanpa perubahan. Roy menoleh padanya. "Yanti, sejak kapan kamu bicara tanpa tahu sopan santun begitu?"Yanti meliriknya sekilas tanpa menjawab. Dia kembali menatap Aura dan menyeringai. "Tapi memang sih, sekarang kamu dan Jose benar-benar pasangan yang cocok. Satu anjing yang kalah, satu lagi nggak punya tempat pulang.""Benar begitu, 'kan?" Yanti tertawa pelan. Nada lembutnya, tetapi penuh racun."Tutup mulutmu!" Roy menatap Yanti dengan geram. "Atau mau kulaporkan kamu ke Kakek?"Yanti mendengus. "Selalu saja pakai Kakek buat menekanku."Aura baru hendak berkata sesuatu, tetapi Jose menggenggam tangannya lembut. Aura berhenti dan menoleh padanya, lalu me

PREV

...

...

NEXT

SCAN CODE TO READ ON APP

DMCA.com Protection Status