Tidak ada yang lebih menyakitkan dari perpisahan. Apalagi yang memisahkan adalah kematian.Raina tertegun melihat Rindu yang telah pergi dengan damai. Wajahnya menunjukkan ketenangan, bebannya, sakitnya telah ia lepaskan. Ia memilih pergi bersama anak yang dikandungnya.Terlintas di pikiran Raina, jika saat itu Amar tak menolongnya. Tak setia berada di sisinya. Tak gigih memperjuangkan dirinya dan calon anaknya. Mungkin Raina bernasib sama seperti Rindu."Kok melamun, mba?" Tegur mbok Darti.Sepulang dari melayat, Raina lebih banyak diam dan melamun."Astaghfirullah.. nggak apa-apa, mbok." Jawab Raina seakan tersadar. "Cuma mikirin Rindu aja, kasihan."Mbok Darti mengangguk. "Iya mbok juga ngerasa kasihan. Lagi hamil besar, sakit keras eh suaminya malah main belakang dengan perempuan lain."Mendengar itu, Raina menjadi sedih kembali. "Kalau dipikir-pikir, nasih Rindu sama sepertiku ya mbok.."
Last Updated : 2025-07-01 Read more