Fabian seperti seekor binatang buas yang berbahaya. Selain Wanda, tak ada seorang pun yang bisa mendekatinya."Apa kamu benar-benar pacarnya? Kamu boleh saja menipu orang lain, tapi jangan sampai menipu dirimu sendiri!"Andre memandang Fabian dengan penuh kemarahan, lalu menggerutu dengan tidak senang.Saat melihat Andre hendak membalas, Wanda langsung menarik ujung lengan bajunya.Tatapannya bertabrakan dengan mata Wanda, dan di mata pria itu langsung merekah senyum yang begitu hangat."Aku mendengarmu. Apa pun yang kamu bilang, aku akan turuti."Suara Andre seperti selimut hangat yang membungkus dirinya.Pria itu menarik napas panjang, menekan rasa tidak terima yang memenuhi dadanya, demi Wanda.Andre bisa bertarung demi Wanda, berebut demi dia, tapi juga bisa memilih untuk tidak bertarung, tidak berebut, demi dia."Kakak ipar memang sudah ahli mengobati luka memar dan terkilir. Kalau begitu, aku titip Wanda padamu. Memang benar, sebagai pacar, aku nggak ada apa-apanya dibandingkan k
Read more