All Chapters of Melepas Cinta, Menggapai Diri: Chapter 311 - Chapter 320

Nadya merasakan napas Sandy mulai berat, tubuhnya sedikit mengendur, seolah melihat secercah harapan untuk membalikkan keadaan.Bagus! Kali ini yang bakal dipukuli sampai giginya rontok adalah Wanda!Sandy menghapus video yang berkaitan dengan Wanda dari galeri ponsel Nadya.Lalu, dengan napas tertahan, dia kembali melayangkan sebuah tamparan ke wajah Nadya.Tamparan itu disertai suara angin yang tajam, tepat mendarat di pipi Nadya.Kapas yang ada di mulut Nadya terpental keluar, bercampur dengan darah kental, berceceran ke lantai."Nadya! Dasar bajingan! Sudah mencelakai aku, sekarang masih mau mencelakai Wanda! Kamu memang mau menghancurkan keluarga Jinata, ya?! Akan kuhajar kamu sampai mati!!"Mata Sandy hampir melotot keluar."Bukan aku!!"Nadya berteriak sambil memuntahkan darah, lidahnya penuh dengan rasa amis seperti karat besi.Dia berusaha menjelaskan, tapi semua itu sia-sia.Kenapa Sandy tidak mau percaya padanya?Sandy melemparkan ponsel ke arah Nadya, lalu mengulurkan tanga

Seorang ibu rumah tangga, ternyata memiliki ambisi sebesar ini.Dan kini, dengan menjalin aliansi bersama Andre serta secara terbuka mengumumkan hubungan mereka, Wanda jelas berniat memanfaatkan jaringan perusahaan Andre untuk menguasai Grup Jinata sepenuhnya.Sekarang, setelah Wanda menjadi presdir sementara, dia pasti akan mempercepat proses akuisisi Jinata Teknova. Mungkin tak lama lagi, dia akan menggelar seremoni penandatanganan resmi akuisisi itu.Menyadari hal itu, Giana tersenyum mencibir.Setiap mangsa yang dia incar, tak ada satu pun yang bisa lolos dari genggamannya.Awalnya, dia memang menganggap akuisisi Jinata Teknova hanya perkara kecil, sampai akhirnya dia bertemu dengan Wanda, si ibu rumah tangga yang tak tahu diri.Kalau Wanda memang bersikeras menjalankan proyek akuisisi ini bersama Perusahaan Setiadi, maka jangan salahkan dia jika harus turun tangan sendiri.Giana tertawa dingin, lalu meraih ponselnya dan menelepon Wanda.Begitu mendengar suara Wanda di ujung sana,

Bu Warti tampak kebingungan dengan pertanyaan Harvey. "Pak, Anda 'kan sedang dalam perjalanan dinas."Kali ini, justru Harvey yang tertegun.Rasa dingin menyelimuti wajahnya. "Siapa yang bilang padamu kalau aku sedang dalam perjalanan dinas?"Pertanyaan itu membuat Bu Warti merasa ada yang sangat aneh. "Hah? Saya hanya tahu kalau Anda sedang dalam perjalanan dinas ke luar kota beberapa hari ini."Harvey pun langsung paham.Pasti itu alasan yang dibuat oleh Leonard untuk menutupi kepergiannya.Selama tujuh hari dirinya dikurung, tidak ada satu pun orang di keluarga Ferdian yang menyadari bahwa dia menghilang.Semua orang mengira dia memang sedang dinas luar.Harvey masuk ke ruang kerja.Dia membuka rekaman CCTV dari gerbang rumah keluarga Ferdian, dan melihat pada dini hari tadi, dirinya ditopang turun dari mobil oleh Pak Lukie.Bu Warti dan beberapa asisten rumah tangga datang menyambut, tapi tak satu pun dari mereka menyadari ada yang aneh dengan dirinya.Dia lalu memanggil Pak Lukie

Bu Mitha juga agak terkejut, biasanya Harvey bahkan enggan menyebut nama itu."Harvey, apa belakangan ini kamu bertemu dengan Wanda?"Ekspresi Harvey tampak agak kaku, hawa dingin membungkus wajah tampannya. Bahkan di depan ibunya sendiri, dia tetap menunjukkan sikap dingin dan tak berperasaan."Nggak."Bu Mitha pun merasa, memang tak mungkin putranya itu masih berurusan dengan Wanda."Perempuan itu ... bisa dibilang mendapat keberuntungan dari musibah itu. Sekarang dia malah menjabat jadi presdir sementara Jinata Teknova!"Intonasi ejekan dalam suara Bu Mitha terdengar sangat jelas. Dia sama sekali tak menaruh harapan pada Wanda yang kini menjabat sebagai presdir sementara Jinata Teknova."Di rumah kita saja dia tak becus mengatur urusan rumah tangga, apalagi mau urus perusahaan. Ha!" Bu Mitha tak kuasa menahan tawa, tak menyadari bahwa alis Harvey berkerut."Toh Jinata Teknova juga akan dijual, biarkan saja dia jadi presdir beberapa hari untuk bersenang-senang."Kebencian Bu Mitha te

"Aduh! Aduh!!"Para pria muda dalam ruang VIP itu mulai bersorak dan berseru-seru dengan nada mengejek."Matahari terbit dari barat, nih! Nadya pakai sepatu hak tinggi! Kocak banget! Hahaha!""Nadya! Kamu kesambet ya? Kenapa nekat keluar rumah pakai egrang?!"Nadya melepas masker hitam di wajahnya. Riasan wajahnya tebal, berharap di bawah cahaya remang-remang, wajahnya yang masih bengkak bisa terlihat lebih baik."Kalian selalu mengejek aku nggak punya pesona wanita. Sekarang aku bakal tunjukkan apa artinya jadi wanita seutuhnya!""Aduh, ampun!!"Para pemuda dari keluarga elite itu tertawa terbahak-bahak sampai membungkuk, beberapa bahkan sampai meneteskan air mata."Nadya! Ayo, jalan kemari biar kami lihat!""Semuanya, perhatikan! Nadya sedang memamerkan sepasang kaki barunya! Hahahaha!"Di mata para pria itu, Nadya hanya lelucon.Setelah kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Aruna, Nadya masih bisa muncul di sisi Harvey. Ini menunjukkan bahwa di mata Harvey, Nadya lebih penting daripa