All Chapters of Melepas Cinta, Menggapai Diri: Chapter 271 - Chapter 280

Saat Harvey membawa pulang Jojo ke rumah sakit, suaranya sudah serak karena terlalu banyak menangis.Dia tak bisa lagi mengeluarkan suara sedikit pun, wajah mungilnya dipenuhi kesedihan.Karena emosi yang terus menerus memuncak, ditambah kehujanan dan terjatuh, peradangan dalam tubuhnya pun kambuh. Pipi Jojo memerah, tubuhnya bergetar hebat tak terkendali.Harvey menyadari ada yang tidak beres, dan segera memanggil dokter.Beberapa dokter segera mengelilingi Jojo dan melakukan tindakan penyelamatan darurat.Sang nenek buru-buru datang begitu mendengar kabar itu. Saat melihat para dokter mengerubungi ranjang pasien, dia memegang dada sambil berteriak,"Ada apa lagi dengan Jojo? Bu Warti bawa dia ke mana tadi?""Dia pergi mencari Wanda."Harvey menjawab dengan nada kesal.Nenek bertanya dengan cemas, "Dia hanya pergi menemui perempuan tak berhati itu, kenapa bisa jadi begini? Apa Wanda telah melakukan sesuatu pada Jojo?"Suara Harvey terdengar dingin dan acuh. "Dia menolak memaafkan Jojo

Leonard menatapnya tanpa berkata sepatah kata pun. Tatapannya dingin dan dalam seperti kolam yang sunyi.Pandangan Harvey terarah ke kedua kaki Leonard.Tujuh tahun lalu, Leonard dikenai sanksi oleh Negara Marika. Namanya masuk daftar keamanan nasional. Selama dia meninggalkan Harindaya dan pergi ke negara yang memiliki perjanjian ekstradisi dengan Negara Marika, dia bisa sewaktu-waktu ditangkap.Namun, bagi banyak cendekiawan dalam negeri Harindaya, sanksi semacam ini justru dianggap sebagai tanda kehormatan. Seperti Tony, lima tahun lalu dia juga masuk dalam daftar larangan masuk ke Negara Marika, dilarang melakukan penelitian atau kunjungan akademik ke negara-negara sekutu Marika dengan identitas sebagai ilmuwan. Artinya, sepuluh universitas terbaik dunia pun dilarang bekerja sama dengan Tony dan Leonard.Namun, selama mereka tetap tinggal di Harindaya, kehidupan para cendekiawan top ini tidak terganggu.Sayangnya, hal buruk menimpa Leonard.Kecelakaan itu memang ditujukan untuk mer

Wajah Harvey yang semula tampan kini tampak suram karena alisnya yang berkerut dalam."Suruh pembantu yang masakkan untukmu!"Anak ini benar-benar suka bertindak semaunya.Sikap Jojo terhadap Wanda berubah total, tapi kenapa justru dia yang repot sendiri?Harvey benar-benar tidak ingin membuang waktu untuk urusan seperti ini.Jojo tetap bersikeras sambil menangis, "Aku mau makan bubur buatan Mama! Huhuhu!!"Dari seberang telepon, rengekan Jojo membuat telinga Harvey berdenging, seakan ribuan jarum menusuk ke dalam telinganya, menyakiti gendang telinganya."Kalau begitu, biar aku potong saja tangannya, lalu masakkan bubur untukmu, bagaimana?!"Kata-kata penuh amarah itu membuat wajah Jojo seketika pucat."Papa! Kok bisa bicara seperti itu ... aku mau Mama ....""Jangan sampai aku dengar kata 'Mama' lagi dari mulutmu!"Lelaki itu menutup telepon tanpa ragu. Dada Harvey naik turun dengan keras, setiap tarikan napas seperti menusuk jantungnya.Darahnya seolah menguap dalam amarah yang memb

Harvey memundurkan waktu rekaman pengawas ke tujuh tahun yang lalu.Pada tahun pertama pernikahan mereka, Wanda selalu memasakkan makanan untuknya dengan tangan sendiri.Dia akan duduk di ruang makan, menunggu makanan sambil menantikan kepulangan suaminya. Dia juga mengurus sendiri pakaian suaminya, memilihkan dasi dan peniti dasi untuknya.Harvey melihat, karena dia mendadak tidak pulang makan malam, Wanda membuang makanan yang telah dia siapkan, lalu berdiri lama dengan kepala tertunduk di samping tempat sampah.Ternyata, cinta yang begitu penuh bisa benar-benar habis dalam waktu singkat.Sebenarnya dia bisa saja pergi dari keluarga Ferdian lebih awal, namun tetap memilih mengandung dan melahirkan anak untuknya.Suara Leonard terdengar di telinganya:"Dia tinggal di keluarga Ferdian selama tujuh tahun demi tujuan yang lebih besar."Sebenarnya, apa tujuan itu?Harvey seakan mulai menyadari sesuatu, tapi dia enggan mengakuinya.Harvey mengambil ponsel lama milik Nadya, lalu menekan tom

Sesaat, pandangan Wanda menjadi kosong, sejumlah kenangan yang kacau balau melintas di benaknya.Kenangan yang dia kira sudah lama terlupakan, kini kembali tergali seperti dicangkul dari dalam tanah, menyebarkan bau busuk yang memuakkan.Sebenarnya sejak lama dia tahu bahwa dirinya telah dijual oleh Sinta.Kedua orang tua angkat pertamanya tidak pernah menutupi asal-usulnya saat memukul dan memarahinya.Sinta kabur dalam keadaan hamil besar, melahirkan seorang bayi perempuan di rumah sakit kota kecil, lalu menghabiskan sisa hari-harinya dengan mengeluh tanpa henti.Seorang petugas perempuan bertanya padanya, apa yang sebenarnya telah terjadi.Sinta pun menceritakan bahwa hubungannya dengan Sandy selalu ditentang oleh keluarga.Dia berharap bisa melahirkan anak laki-laki agar bisa menikah masuk ke keluarga Jinata. Tapi begitu tahu yang lahir perempuan, dan dia harus bertahan beberapa tahun lagi bersama keluarga Jinata, air matanya pun tak terbendung.Ide gila pun muncul dalam benak petu