All Chapters of Wanita Rahasia Sang Mafia: Chapter 81 - Chapter 90

"Jaga mulutmu, Sherin. Aku tidak menginginkan Leo meninggal. Aku tidak berharap Brian. Dia sudah mati untukku," jawab Elly yang menegaskan kepada Sherin kalau dia tidak menginginkan Leo meninggal. Sherin hanya mengangkat tangannya. Dia tidak percaya dengan apa yang Elly katakan. Dia yakin kalau Elly berdusta. Leo yang mendengar perkataan Elly hanya bisa diam. Dia tidak mau ikut campur dengan apa yang terjadi. Dia hanya memikirkan sahabatnya itu. Hanya sahabatnya yang bisa membantu dirinya menghancurkan Brian. Sesampainya di rumah sakit. Anak buah Leo mendekati Mark dan menundukkan kepala. "Bagaimana dengan dia? Apakah lukanya parah? Dia tertembak dibagian mana?" tanya Mark dengan wajah cemas. "Tuan Leo masih di ruang operasi. Dia terluka parah. Dadanya yang dekat jantung tertembak. Maksudnya, peluru itu menyasar ke arah sana, Tuan. Saya minta maaf tidak bisa bantu," jawab anak buah Leo. Anak buah Leo yang bernama Sam mewakili asisten Leo yang juga tertembak. Asisten Leo tertemba

Miko dan Mullen mencari tahu kondisi dari Leo saat ini. Keduanya penasaran apa yang terjadi dengan Leo. Apakah dia selamat seperti Brian atau tidak. Esok harinya, Brian tersadar dan dia membuka mata. Orang yang dia lihat pertama kali adalah Bella. "Sayang, kamu sudah bangun. Syukurlah kalau kamu sudah bangun. Aku senang sekali." Bella terharu melihat Brian sudah sadar. Bella memeluk Brian dengan perlahan tidak mau membuat luka di dadanya terbuka. "Sudah, Sayang jangan menangis, aku baik. Apa kamu tidak lihat aku sekarang ini kondisinya seperti apa. Sudah ya," ucap Brian mengusal pungging Bella. Bella menangis dalam pelukkan Brian. Dia benar-benar tidak bisa untuk tidak menangis. "Aku tidak tahu kenapa air mataku ini keluar, Sayang. Aku benar-benar tidak mengerti kenapa bisa terjadi seperti ini. Maafkan aku," jawab Bella. "Sudah tidak ada yang perlu dimaafkan. Aku mengerti sudah ya. Aku di sini bersamamu," ucap Brian dengan lembut. Brian memahami apa yang Bella rasakan. Dia jug

Ocha masih makan Mie cup dan memandang ke arah Bruno yang saat ini berpikir. "Masih belum ada ide you? I sudah katakan ikuti saja. You tidak akan ketahuan. Percaya dengan I. You itu sudah menyamar. Lihat rupa you sekarang tidak terlihat seperti musuhnya. Jadi, you aman," jawab Ocha yang matanya merem melek karena kepedasan. "Hah! Benar juga yang you katakan. Mana mungkin I ketahuan kalau menyamar seperti ini, ya. Lebih baik I ikut saja rencana you saja," jawab Bruno. Mendengar Bruno mengatakan seperti itu, Ocha tertawa. Keduanya melanjutkan makan dan setelah selesai. Keduanya pergi dari tempat tersebut mengikuti Elly dan Sam. Ocha merasa heran bagaimana bisa Elly dan Sam bersama. Kemana Mark dan Sherin saat ini. Apakah mereka tidak ikut dengan Elly. "Ngomong-ngomong bagaimana bisa kita ke cafe makan mie cup?" tanya Bruno yang duduk di kursi mengemudi dan mulai meninggalkan parkiran dan mulai mengikuti Elly juga Sam. "Kita makan juga minum di cafe. Hanya mie cup saja yang kita baw

"Hmm, ada apa?" tanya Brian yang di hubungi oleh Ocha. "You tidur?" tanya Ocha. "Nggak. Ada apa? Apa sudah dapat?" tanya Brian ke Ocha. "Kami ke sesat ini. Coba you datang ke sini. I sudah hubungi Miko dan Mullen tapi desek nggak jawab. You coba kasih tahu mereka. Bruno, kita ini di mana sekarang?" tanya Ocha ke Bruno. "Di lajur kanan utara dekat hutan pinus. Hampir dekat laut," jawab Bruno. "Nah, itu dia. You jemput i nanti i kasih tahu you. Ayo cepat, jemput i ya," sahut Ocha. Brian menghela napas mendengar Ocha dan Bruno tersesat sampai ke sana. 'bagaimana bisa tersesat mereka.' itulah yang dipikirkan oleh Brian. "Baiklah. Tunggu ya," jawab Brian lagi. Brian mengakhiri panggilan dan bersiap memakai pakaian. Selesai berpakaian, Brian mendekati Bella dan menyelimuti Bella. Sebelum pergi, Brian memakaikan pakaian Bella baru pergi dan tidak lupa mengecup kening Bella. Brian keluar kamar dan menghubungi Miko dan Mullen. Akan tetapi, saat panggilan masuk Brian mendengar suara de

Elly terdiam mendengar perkataan Mark. Dia sudah banyak salah dengan Leo selama ini. Leo baik padanya dan tidak pernah sedikitpun mengabaikan dia. Dan pertama yang mengambil kesucian dia Leo. Dan setelah bertemu pun dia diratukan oleh Leo sekarang dia meninggal dan seluruh hartanya untuk dia. Bukankah itu baik. Kalau Brian malah mengabaikan dia. Kini pria tersebut sudah pergi selamanya. "Siapa yang katakan aku mencintai Brian. Aku tidak pernah memikirkan dia dan mencintai dia. Aku juga akan balaskan dendamnya Leo. Jadi, kapan kalian akan balas dendam kepada Brian?" tanya Elly dengan tatapan mata yang serius kalau dia akan balas dendam dengan Brian terutama Bella. "Wah, ternyata cintamu sudah luntur Elly. Apakah aku bisa percaya dengan apa yang kamu katakan Elly?" tanya Sherin yang menatap Elly dengan cemoohan.Sherin tidak begitu yakin kalau Brian akan dilupakan begitu saja dengan Elly. Karena dia tahu sekali Elly cinta mati dengan Brian. Walaupun di saat pemakaman Leo Elly menangis