Arina tiba di kampus pagi itu dengan langkah ringan. Rambutnya yang tergerai rapi terkena sapuan angin, membawa aroma segar yang khas setelah liburan akhir pekan. Di tangannya, beberapa kantong kecil berisi oleh-oleh yang ia bawa pulang dari kapal pesiar—cokelat, gantungan kunci, hingga syal sutra. Begitu masuk ke ruang dosen, beberapa rekan menyapanya dengan hangat.“Wah, akhirnya balik juga, Rin! Kelihatan makin fresh ya,” canda salah satu rekannya sambil menerima sekotak cokelat.Arina tersenyum kecil. “Hehe, ini ada sedikit oleh-oleh. Jangan dilihat besar-kecilnya, ya.”Beberapa rekan tampak antusias membuka bungkusan, mencoba satu-dua cokelat sambil berterima kasih. Suasana hangat itu sempat membuat Arina merasa nyaman—sampai suara dingin dan tajam terdengar dari arah pintu.“Liburan mewah, ya? Kalau jadi dosen hanya untuk numpang nama, sebaiknya pikir-pikir lagi. Daripada bikin malu profesi,” sindir Widya, dosen yang sudah terkenal sinis sejak lama padanya.Arina menoleh pelan.
Last Updated : 2025-09-18 Read more