Pintu pagar rumah Arina masih terbuka ketika ia melangkah pelan bersama Askara. Malam begitu teduh, menyisakan sisa hangat dari jamuan sederhana di ruang makan tadi. Sesekali suara jangkrik terdengar, menemani langkah mereka menuju mobil hitam yang terparkir di depan.Arina menoleh, menatap Askara dengan tatapan lembut yang sedikit ragu. “Terima kasih… untuk semuanya,” ucapnya lirih. “Tiga hari ini, kamu selalu ada, selalu melindungi, bahkan ikut repot mengurus hal-hal yang seharusnya bukan tanggung jawabmu.”Askara menoleh, senyum tipis tersungging di bibirnya. “Kalau bukan tanggung jawabku, lalu tanggung jawab siapa?” godanya ringan, membuat pipi Arina sontak bersemu.Wanita itu mengalihkan pandangannya, mengeratkan genggaman pada ujung pakaiannya. Namun Askara tak membiarkannya larut dalam canggung terlalu lama. Ia mencondongkan tubuh sedikit, nada suaranya terdengar santai tapi dalam, “Jadi… kita ini apa, Rin?" Keheningan melanda sejenak. Semilir angin malam menggoda dua insan y
Last Updated : 2025-08-21 Read more