Dinginnya malam terasa menusuk hingga ke tulang, seakan menambah beban yang menyesakkan dada Ahmad dan Ana. Mereka duduk berdampingan di kursi tunggu di depan ruang operasi, tangan mereka saling menggenggam erat. Ahmad terus menatap pintu bercat hijau di hadapannya, berharap setiap kali ia berkedip, pintu itu akan terbuka dan dokter keluar dengan kabar baik. Apalagi saat dokter UGD tadi memberi tahu jika tekanan darah ibunya agak tinggi dari normal. Ana melirik suaminya. Wajah Ahmad yang biasanya tegar kini tampak letih, matanya menyiratkan kecemasan yang mendalam."Bismillah, semuanya akan baik-baik saja, Mas," bisik Ana, mencoba menyuntikkan ketenangan.Ahmad menarik napas dalam, mencoba mengusir gumpalan kecemasan yang membelitnya. "Aku tahu... Tapi tetap saja aku takut, Na. Mama sudah tua, aku khawatir tubuhnya tak kuat."Ana menepuk punggung tangan suaminya dengan lembut. "Kita sudah berdoa. Semua sudah berusaha. Sekarang, kita hanya bisa berserah. Percaya, Mas. Allah pasti mend
Terakhir Diperbarui : 2025-05-21 Baca selengkapnya