Ana menahan geli, tertawa. "Mas, jangan keras-keras, dia malah heboh nanti."Ahmad terkikik. "Gapapa, biar dia tau Papa-nya semangat!"Kemudian Ahmad berbisik, "Tapi jangan ngerepotin Mama dulu, ya, Nak. Tunggu Mama istirahat, baru kita main bola lagi."Ana menatap Ahmad dengan mata berbinar. "Kamu memang lelaki terbaik, Mas. Kalau kamu nggak ada, aku nggak tahu apa jadinya aku sekarang."Ahmad menatap Ana dalam-dalam. Tangannya membelai lembut pipi istrinya, ibu dari anak mereka. "Kamu nggak perlu takut. Selama aku hidup, kamu nggak akan sendirian. Aku janji, Ana."Ana terdiam, lalu tersenyum lembut. Tangannya meraih wajah Ahmad, mempertemukan dahi mereka. "Aku percaya, Mas."Ahmad tersenyum, lalu mencium kening Ana dengan lama. "Aku cinta kamu, Ana."Ana memejamkan mata, menikmati hangatnya kecupan itu. "Aku juga cinta kamu, Mas.""Tapi Mas, sepertinya aku sekarang gemuk sekali ya?! Berat badan aku naik 17 kilo. Huhuhu, kamu pasti membatin kalau aku sekarang kayak gajah duduk ya?" t
Last Updated : 2025-06-02 Read more