Eliska menatap Annisa dengan tenang. Wajah gadis kecil itu bertambah merah. Akhirnya, dia menundukkan kepala sambil mencengkeram ujung gaunnya dengan frustrasi."Nggak ada pemuda yang kusukai," ujar Eliska sambil tersenyum.Annisa tiba-tiba mendongak dan menatapnya. Dia tidak mengatakan apa-apa, hanya menggigit bibir bawahnya.Eliska tidak mengacuhkannya lagi. Dia tidak menyukai gadis licik. Bahkan Reni atau Aisyah yang dahulu tidak akur dengannya tidak memberinya perasaan seperti itu.Saat Eliska hendak pergi, Annisa meraih pergelangan tangannya dan bertanya dengan hati-hati, "Kak Eliska, apa kamu marah padaku?""Kenapa aku harus marah padamu?" tanya Eliska balik sambil menatapnya. Meski berusaha terlihat santai, bohong jika mengatakan bahwa dia sama sekali tidak merasa terganggu."Aku, aku .... Kak Eliska, aku akan jujur padamu. Tapi, tolong jangan marah padaku," ujar Annisa, tidak ingin melepaskan Eliska.Eliska meliriknya sekilas, lalu menuntunnya ke sudut terpencil."Kak Eliska, a
Read more