Di kehidupan sebelumnya, Eliska telah mencurahkan seluruh cintanya. Dia berhasil merebut hati Arjuna, pewaris Keluarga Raja Kawiswara yang merupakan dambaan semua wanita bangsawan. Tuan muda yang tiada duanya di dunia ini. Namun, setelah benar-benar menikah dengannya, barulah Eliska sadar. Memaksakan pernikahan dengan seorang penguasa tak akan pernah bisa menghangatkan hatinya. Kecuali saat bermesraan dengannya saat malam, selain dari itu, hati Arjuna sama sekali tidak pernah menempatkan Eliska di hatinya. Konon, sang pewaris itu memiliki seorang wanita simpanan di wilayah utara. Saat itulah Eliska akhirnya memutuskan untuk bercerai dan memberi tempat pada wanita dambaan suaminya itu. Namun siapa sangka, dia justru terlahir kembali ke usianya yang ke-14. Tepat pada momen saat dia baru saja diselamatkan oleh Arjuna. Di kehidupan ini, Eliska pun memutuskan. Dia rela menikah dengan siapa pun, asalkan bukan Arjuna. Seorang jenderal muda yang pendiam, pangeran kerajaan yang tampan dan anggun, atau putra ketiga Keluarga Nismara yang berbakat ... semua pria itu tampaknya tertarik pada Eliska. Namun, saat Eliska hendak melemparkan sapu tangannya dengan bersemangat, tatapan Arjuna padanya justru semakin aneh. Arjuna yang perlahan mengingat kehidupan masa lalunya berkata, "Mau kabur dariku? Jangan harap!"
Lihat lebih banyakJika penyelidikan mengungkapkan sesuatu dari kasus Bagas, Yanuar tidak akan pernah bisa membersihkan reputasinya sekalipun dia mati. Selain itu, Taraka juga tidak mungkin melepas kesempatan bagus untuk menjatuhkannya.Malam itu, Yanuar diam-diam menemui Zuhair, lalu menceritakan secara rinci segala sesuatu yang menyangkut kematian Buala."Bedebah!" maki Zuhair sambil menampar Yanuar. Matanya memelotot marah. "Kamu berani menyimpan niat seperti ini pada putri Kediaman Adipati! Kamu bahkan ketahuan oleh Arjuna. Kalau Kediaman Raja nggak memihakmu, kamu pikir bisa lolos dari bencana ini?"Yanuar berlutut diam, tidak berani bergerak. Katanya, "Aku mengaku salah.""Katakan, apa salahmu," perintah Zuhair."Aku mengincar sesuatu yang nggak seharusnya kuincar sebelum sayapku tumbuh sempurna. Sekalipun aku menginginkan Nona Eliska, sekarang bukan waktu yang tepat. Aku terlalu nggak sabar," kata Yanuar.Zuhair melirik putranya. Tipu daya adalah bagian tak terpisahkan dari konflik internal istana
Zuhair bukan hanya sekali menyinggung tentang urusan pengangkatan putra mahkota di depan orang Kediaman Raja Kawiswara.Kediaman Raja Kawiswara mendukung Yanuar. Meski mereka tidak sepenuhnya loyal, selama dia menjadi putra mahkota, takdir mereka akan terikat. Kediaman Raja akan sepenuhnya memihak Yanuar. Lagi pula, posisi putra mahkota hanya selangkah lagi dari takhta.Mendukung orang lain akan memicu kecurigaan adanya kudeta. Kediaman Raja tidak mungkin mengambil risiko seperti itu. Selama mereka menggunakan kekuasaan militer di tangan mereka untuk melindungi Yanuar, itu akan dianggap jasa besar di mata Kaisar. Ini jauh lebih mudah daripada menanggung tuduhan berkhianat.Raja Kawiswara maupun Arjuna tidak akan mungkin mempertaruhkan masa depan Kediaman Raja."Campur tangan Kediaman Raja masih dibutuhkan dalam pengangkatan putra mahkota," ujar Zuhair.Arjuna menyahut tanpa mengubah ekspresinya, "Yang Mulia nggak perlu khawatir.""Taraka bukan satu-satunya yang harus diwaspadai," kata
Eliska mencibir dalam hati, merasa Arjuna terlalu pintar berpura-pura. Namun, saat ini dia tidak berani mengurai pelukannya, takut jatuh bila dia melepaskannya.Arjuna adalah tipe orang yang belajar dengan cepat. Meski baru beberapa kali melakukannya, dia sudah cekatan memakaikan pakaian pada Eliska.Wajah Eliska masih merona. Bukan karena malu, tetapi karena kelelahan."Besok aku harus membawamu olahraga pagi," ujar Arjuna, teringat pada keterampilan berkuda dan memanah Eliska. Di kehidupan lampau, mungkin dia memiliki alasan egois dengan mengajari gadis itu, yakni untuk memperkuat tubuhnya.Eliska meliriknya sekilas. Di mata Arjuna, lirikan ini sarat kasih sayang dan sangat menawan."Sebaiknya Putra Bangsawan fokus bekerja saja," ucap Eliska. Setiap hari dia sudah sangat lelah, mengapa pemuda itu masih mengajaknya olahraga?"Pekerjaanku nggak banyak belakangan ini, bukannya lebih baik kalau aku lebih sering menemanimu?" balas Arjuna. Dia memikirkannya sejenak, lalu melanjutkan, "Lagi
Sejak berdirinya Yardin, belum pernah ada insiden di mana penguji mati secara tidak wajar setelah ujian istana berakhir. Hal ini mengakibatkan seluruh istana jatuh dalam kekacauan.Namun, tampaknya ada yang sengaja menutupi masalah ini sehingga berita kematian Bagas tidak tersebar keluar."Apa Yang Mulia yang menutupi masalah ini?" tanya Eliska pada Arjuna."Yang Mulia adalah orang yang tajam dan curigaan. Dia pasti bisa menebak kalau pembunuhan Bagas itu menargetkan Yanuar atau dilakukan oleh Yanuar sendiri. Apa pun kebenarannya, dia akan melindunginya," papar Arjuna.Eliska hanya diam. Jika mengatakan Yanuar membunuh Bagas untuk menghilangkan ancaman di masa depan, sebenarnya itu cukup masuk akal. Selama Bagas hidup, kelemahan Yanuar masih tetap berada di tangan orang lain. Bukankah itu pula alasan sang Pangeran menyingkirkan Buala?Namun, Eliska tidak percaya Bagas bisa begitu lengah, terutama setelah melihat kematian Buala. Katanya, "Bagas nggak mati di kehidupan lampau."Saat ini
"Tampaknya masalah ini hanya akan Yang Mulia anggap enteng," ujar Eliska.Bahkan jika penyelidikan membuktikan bahwa Yanuar memanipulasi ujian, Zuhair pasti akan mencari cara melindunginya.Arjuna berkata, "Mungkin ada baiknya kita menunggu perkembangan situasi sembari menguji sikap Yang Mulia. Kamu juga jangan ikut campur lagi dalam hal ini."Eliska memikirkannya sebentar, lalu bertanya, "Yang Mulia pasti sudah bertekad untuk mengangkat putra mahkota ya?""Ya, tapi itu nggak sepenuhnya buruk," sahut Arjuna.Eliska terdiam. Taraka sudah tidak memiliki peluang untuk naik takhta. Baik itu Yanuar maupun Yervan yang akan duduk di singgasana, Arjuna tetap diuntungkan. Kekuasaan di tangannya sama sekali tidak akan terpengaruh.Hanya saja, Eliska membenci Yanuar. Dia tidak ingin orang itu mendapatkan takhta. Sekalipun hanya menjadi kaisar boneka, Yanuar masih bisa hidup nyaman tanpa kekhawatiran."Aku nggak berada di pihak Yanuar. Jangan terlalu dipikirkan, aku di pihakmu. Apa pun yang terjad
Eliska menatap pemuda yang masih bergerak di atas tubuhnya, tak kuasa untuk mengeluh dalam hati. Sudah begitu lama, apa Arjuna tidak lelah? Dia sendiri sudah letih setengah mati."Aku lelah sekali." Eliska memeluk leher Arjuna erat-erat, sengaja bertanya dengan nada manja, "Apa Putra Bangsawan nggak lelah?"Arjuna mengerjap jenaka. Dia menunduk dan mencium bibir Eliska, lalu berkata, "Panggil aku sayang dulu."Eliska memelotot. Arjuna curang sekali, mengancamnya dengan hal ini.Namun, ekspresi Eliska di mata Arjuna justru terlihat begitu manis. Seolah-olah dia sedang bermanja-manja padanya.Arjuna tidak bisa menahan diri untuk makin mencintainya. Dia berkata, "Kalau kamu memanggilku sayang, aku akan penuhi apa pun maumu.""Kamu pasti bohong," ujar Eliska, tidak memercayainya sedikit pun.Arjuna tertawa kecil dalam hati, merasa Eli sangat memahaminya. Namun, dia tetap memasang ekspresi serius saat berkata, "Mana mungkin? Aku nggak pernah berbohong pada Eli." Tentu saja, urusan ranjang a
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen