Apartemen Kirana sore itu terasa seperti sedang bernafas pelan. Jendela kecil di Rue Carducci memantulkan sisa cahaya emas, menghangatkan ruang mungilnya. Rambut Kirana setengah kering, wangi sampo bercampur tipis dengan aroma daun jeruk yang baru saja ia remas di dapur. Jantungnya sibuk tanpa alasan logis—atau mungkin ia sudah tahu tamunya kali ini datang membawa lebih dari sekadar bahan masakan.Dua ketukan di pintu. “Masuk,” ucapnya, mencoba terdengar santai.Haris masuk, tote bag kanvas di tangan, jaketnya sedikit basah oleh gerimis. Ia menaruhnya di sandaran kursi, lalu mengeluarkan isi tas—serai, daun jeruk, santan, udang, tempe, bawang merah, seikat kecil kemangi.“Serius lo cari kemangi di Paris?” Kirana mengangkat alis.“Demi lo, sayang.” Tatapan lurus itu membuat Kirana menunduk sambil tersenyum geli, menutupi pipi yang mulai hangat. Ia masih belum terbiasa dipanggil begitu oleh Haris. Kejadian semalam masih kerasa kaya mimpi. Ia bahagia.“Masak apa kita hari ini?” “Laksa a
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-08-13 อ่านเพิ่มเติม